Posted by : Faizin Senin, 14 Desember 2015

Metode Pengapuran














Disusun oleh :
Ahmad Nur Ahid Faizin       (201310200311133)









LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1   Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2   Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
2.1   Pengertian Pengapuran................................................................................ 2
2.2   Kapur CaCo3............................................................................................... 2
2.3   Dolomit........................................................................................................ 2
2.4   Manfaat Pengapuran.................................................................................... 3
2.5   Pangapuran pada tanah masam.................................................................... 3
2.6   Masalah Tanah Masam................................................................................ 4
2.7   Hal- hal yang perlu di perhatikan dalam pengapuran tanah masam............ 4
2.8   Jenis tanaman dan tingkat kemasaman tanah.............................................. 4
2.9   Waktu pemberian kapur............................................................................... 5
2.10 Dosis Dolomit Untuk Menetralkan Tanah Asam........................................ 5
BAB III METODE KERJA..................................................................................... 7
3.1   Waktu dan Tempat....................................................................................... 7
3.2   Alat dan bahan............................................................................................. 7
3.3 Metode pelaksanaan....................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN.................................................................... 8
4.1   Hasil............................................................................................................. 8
4.2   Pembahasan................................................................................................. 9
BAB V KESIMPULAN........................................................................................ 10
5.1   Kesimpulan................................................................................................ 10
5.2   Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11
LAMPIRAN.......................................................................................................... 12

DAFTAR TABEL

No                                                        Teks                                              Halaman
1.         Tingkat kemasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan beberapa jenis tanaman   5
2.         Dosis Dolomit Untuk Menetralkan Tanah Asam.............................. 5
3.         pengamatan tanggal 13 Mei 2015 (pemyulaman terahir).................. 8



DAFTAR LAMPIRAN

No                                                        Teks                                              Halaman
1          Indikator Pengamatan Metode Pengapuran..................................... 12
2.         Dokumentasi Metode Pengapuran................................................... 13



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur kedalam tanah.
Kapur banyak mengandung unsure Ca maupun Mg tetapi pemberian kapur kedalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsure Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran adalah pemberian pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar ph 6,ph 5-7. Salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur kedalam tanah.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penentuan pH tanah dan penentuan dosis kapur.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengapuran

Pengapuran adalah pemberian pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar ph 6,ph 5-7. Salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur kedalam tanah.

2.2 Kapur CaCo3

Batu kapur yang terdapat di alam sangat beragam macam atau jenisnya antara lain  kalsit (CaCO3), dolomit (CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit (FeCO3), ankerit [Ca2Fe(CO3)4], dan aragonit (CaCO3) yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit tetapi berbeda dalam struktur kristalnya. Beberapa yang sudah di produksi dan mudah tersedia di pasaran adalah jenis dolomit dan kaptan hanya bedanya kaptan cuma mengandung unsur CA salam bentuk CACO3 .
Dolomit merupakan batuan sedimen laut yang terangkat ke permukaan yang lebih sering di sebut batu gamping yang umum berwarna putih.Sedangkan untuk keperluan tanah pertanian batu gamping tersebut harus di haluskan terlebih dahulu serta memiliki unsur campuran CACO3 dan MGO3 dimana kadar caco3 nya lebih banyak.

2.3 Dolomit

Pertama kali batuan dolomit di dipaparkan oleh mineralogis Perancis bernama Deodat de Dolomieupada tahun 1791 di daerah Southern Alps di tempat terdapatnya. Kini pegunungan tersebut disebutdolomit. Pada saat Dolomieu menjelaskan bahwa batuan dolomit adalah seperti batu gamping, tetapimempunyai sifat yang tidak sama dengan batu gamping, pada saat diteteskan larutan asam batuandolomite tidak membuih. Mineral yang tidak beraksi tersebut dinamakan dolomit. Kadang-kadangdolomit disebut dengan dolostone.
Pada dasarnya keterjadian dolomit dengan rumus kimianya CaMg(CO3)2 disebabkan proses leaching atauperesapan unsur magnesium dari air laut ke dalam


batu gamping. Proses berubahnya mineralmejadi dolomit disebut dolomitisasi. Dan ada juga dolomit yang di endapkan dengan tersendiri sbagaievaporit. Dan secara jenis batuan dolomite merupakan batuan sedimen.
Dolomit adalah pupuk yang memiliki kandungan hara Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) tinggidansangatbermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan dan juga srbagai pupuk bagi tanah dan tanamanyang berfungsi menyuplai unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) untuk kebutuhan tanaman.Kebanyakan petani hanya mengetahui fungsi dolomit adalah untuk menetralkan pH tanah dan tidakmengetahui fungsi lain dari dolomit adalah sebagai pupuk bagi tanaman. Seperti yang dikatakan di atasbahwa dolomit mengandung unsur hara Mg dan Ca yang juga dibutuhkan oleh tanaman denganbeberapa manfaatnya sehingga jika kekurangan kedua hara tersebut akan mengakibatkan beberapaefek bagi tanaman. Sehingga pemberian dolomit pada tanaman akan mengatasi kekurangan unsur haraCa dan Mg tersebut

2.4 Manfaat Pengapuran

a. Menaikkan pH tanah
b. Menambah unsur – unsur Ca dan Mg
c. Menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo
d. Mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al.
e. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan memperbaiki pembentukan bintil- bintil akar

2.5 Pangapuran pada tanah masam

Tanah masam adalah tanah dengan Ph rendah karena kandungan ion H+ yangtinggi.Dalam tanah masam (lahan kering) banyak ditemukan ion Alyang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+.Pada umumnya, pH tanah yang di kehendaki untuk pertumbuhan tanaman agar optimal adalah pH tanah netral yaitu 6,5-7,0 karena pada kondisi pH netral unsur hara dapat tersedia secara optimal dan mikroorganisme dapat berkembang dengan maksimal.



2.6 Masalah Tanah Masam

Masalah tanah masam sangat kompleks. Mulai dari kandungan hara hingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Masalah yang umumnya terjadi pada tanah masam antara lain :
a. Terakumulasinya ion H+pada tanah sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
b. Tingginya kandungan Al3+ sehingga mearcun bagi tanaman.
c. Kekurangan unsur hara Ca dan Mg
d.  Kekurangan unsur hara P karena terikat oleh Al3+ 
e.  Berkurangnya unsur Mo sehingga proses fotosintesis terganggu, dan
f. Keracunan unsur mikro yang memiliki kelarutan yang tinggi pada ranah masam.

2.7 Hal- hal yang perlu di perhatikan dalam pengapuran tanah masam

Pengapuran pada tanah asam harus memperhatikan beberapa hal yang penting, yaitu :
Waktu pengapuran yang paling baik adalah pada saat penghujung musim kemarau, apabila hujan sedang giat-giatnya turun, maka sebaiknya pengapuran janganlah di lakukan.
Sebaiknya dosis yang di berikan jangan sampai over, karna bisa menyebabkan tanah menjadi basa, jika tanah basa maka harus di beri belerang, dan hal ini sungguh sangat merepotkan. Untuk tanah yang terlalu asam, di anjurkan untuk melakukan pengapuran secara bertahap, misalnya setelah pengapuran pertama berjalan 2-3 minggu kemudian tanah di kapur lagi.

2.8 Jenis tanaman dan tingkat kemasaman tanah.

Tingkat kemasaman tanah ( pH ) yang baik untuk pertumbuhan beberapa jenis tanaman adalah sebagai berikut :


Tabel 1. Tingkat kemasaman tanah ( pH ) yang baik untuk pertumbuhan beberapa jenis tanaman
JENIS TANAMAN
pH
JENIS TANAMAN
pH
J a g u n g
Kedelai
Kacang Hijau
Padi Sawah
Padi Ladang
Kacang Tanah
Kelapa
Tebu
K o p i
Karet
5,5—7
5,2—7,6
5,5—6,5
5,5—7,0
5,0—6,0
5,5—7,0
5,2—7,0
6,0—8,0
5,0—6,0
5,0—6,5
Kelapa
Sawit
Jeruk
Ne n as
Pe p ay a
A1 p o k a t
Pi s an g
Coklat
Cengkeh
Pa 1 a
5,0—7,0
5,5—6,0
4,5—5,5
5,0—6,0
5,5—6,5
6,0—7,5
6,0—7,5
5,5—6,5
5,5—6,5
Sumber: http://iqra5.blogspot.com

2.9 Waktu pemberian kapur

Umumnya pembenihan kapur dilakukan pada akhir musim kemarau menjelang musim hujan. Namun pemberian kapur perlu disesuaikan pula dengan pola tanam yang digunakan (tanaman - tunggal, tumpang sari dan sebagainya) serta pertimbangan jenis tanaman mana yang membutuhkan pengapuran. 

2.10 Dosis Dolomit Untuk Menetralkan Tanah Asam

Tabel 2. Dosis Dolomit Untuk Menetralkan Tanah Asam
Anjuran untuk setiap meter persegi,yaitu 0,8 kglubang atau dapat dibulatkan menjadi 1 ka/lubang.Selain sebagi bahan untuk menetralkan pH,penggunaan kapur ini dimaksud sebagai buffer dalam tanah sehingga kemasamannya setabil. 



BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini dilakukan di lahan kampus yang terletak di Desa Tegalgondo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, pada hari rabu tanggal 1 April 2015

3.2 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adala tanah humic andosol, aquadest, polybag, gelas ukur 100 ml, pipet ukur 25 ml, timbangan elektrik, pH meter, gelas beker 1000 ml.
         Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah dolomit / CaCO3 /, benih kedelai/kangkung.
3.3 Metode pelaksanaan
1.    Menimbang 5 g tanah, memasukkan ke dalam cepuk plastik dan menambahkan 12,5 ml (perbandingan 1:2,5)
2.    Mengaduk secara merata dengan pengaduk kaca ± 10 menit, kemudian mendiamkan
3.    Setelah 10 menit kemudian mengaduk lagi 10 menit, kemudian mendiamkan sebentar dan mengukur pH suspensinya dengan pH meter.
4.    Mengambil tanah telah diukur pH nya ± 5 kg memasukkan ke polybag, sebanyak 3 buah.
5.    Melakukan penhgapuran dengan dosis tertera pada tabel, menyesuaikan dengan hasil pengukuran pH nya :
- pot I mengkapur dengan CaCO3.
- pot II mengkapur dengan dolomit.
- pot III tanpa pengapuran.
6.    Membuat media dalam polybag tersebut menjadi kapasitas lapang (KL).
7.    Membuat variasi dosis kapur 1 level diatasnya dan 1 level dibawahnya dari dosis rekomendasi (dr).
8.    Menanamkan benih yang sudah disiapkan (kangkung/kedelai)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Hasil

Tabel 3. pengamatan tanggal 13 Mei 2015 (pemyulaman terahir)
Jenis
Minggu
Tanaman
pH
Tinggi
Jumlah Daun
Keterangan

K
O
N
T
R
O
L
0



Kangkung
4
3
3
Awal penyulaman
1
4
3
3
Tanaman agak layu
2
-
-
-
Pengamatan selesai
3
-
-
-
Pengamatan selesai
4
-
-
-
Pengamatan selesai
5
-
-
-
Pengamatan selesai
6
-
-
-
Pengamatan selesai



CaCO3




Kangkung




0
3
4,5
4
Awal penyulaman
1
3
4,5
4
Tanaman agak layu
2
-
-
-
Pengamatan selesai
3
-
-
-
Pengamatan selesai
4
-
-
-
Pengamatan selesai
5
-
-
-
Pengamatan selesai
6
-
-
-
Pengamatan selesai



Dolomit






0



Kangkung
3
3,5
4
Awal penyulaman
1
3
3,5
4
Tanaman agak layu
2
-
-
-
Pengamatan selesai
3
-
-
-
Pengamatan selesai
4
-
-
-
Pengamatan selesai
5
-
-
-
Pengamatan selesai
6
-
-
-
Pengamatan selesai


4.2 Pembahasan

Pengapuran adalah pemberian pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar ph 6,ph 5-7. Salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur kedalam tanah. (Kurniasih, 2008)
Pada praktikum kali ini kita melakukan pengapuran pada tanah masam, yang mana bahan yang kita gunakan adalahdolomit / CaCO3 / CaSiO3, benih kedelai/jagung/bayam/kacang tanah/kangkung. Yang mana tujuan praktikum kali ini adalah Untuk mengetahui cara penentuan pH tanah dan penentuan dosis kapur.
Hasil pada praktikum kali ini kurang memuaskan atau tidak sesuai harapan. Dimana benih yang kita tanam tidak tumbuh dan akhirnya kita melakukan pergantian bahan tanam, yang awalnya menggunakan benih kacang kedelai diganti dengan tanamn jagung. Tanaman jagung pun tidak bisa tumbuh, sampai akhirnya diganti dengan tanaman kangkung dan kita rombak ulang kondisi tanah seperti awal.
Pada awal penyulaman (minggu 0), jumlah daun pada perlakuan kontrol sebanyak 3, pada perlakuan yang diberi kapur CaCO3 sebanyak 4 dan pada perlakuan yang diberi dolomit sebanyak 4. Kemudian tinggi tanaman pada perlakuan kontrol 3 cm, pada CaCO3 4,5 cm dan dolomit 3,5 cm. Dan pH tanah pada kontrol pH nya 4 , pada CaCO3 pH nya 3 dan dolomit pH nya 3.
Pada minggu pertama atau satu minggu setelah tanam tidak terjadi perubahan secara signifikan pada jumlah daun, tinggi tanaman dan pH tanah. Tetapi pada tanaman mengalami perubahan, yakni tanman sedikit layu tidak seperti awal nyulam. Hal ini mungkin dikarenakan tanah nya masih dalam keadaan asam atau belum netral. Menurut Kurniasih (2008) Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur kedalam tanah.


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1.      Banyaknya kapur yang digunakan dalam pengapuran tanah tergantung pada jumlah pH tanah tersebut
2.      Tanah masam dapat berpengaruh buruk pada tanaman atau dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

5.2 Saran

Saran kami dalam melakukan praktikum kali ini lebih teliti lagi pada saat mengukur pH tanah dan menimbang berat kapur. Sehingga sesuai pada kebutuhan dan sesuai harapan.















DAFTAR PUSTAKA

Iqra.    2010.  pengapuran-pada-tanah-asam. (http://iqra5.blogspot.com/2010/07/pengapuran-pada-tanah-asam.html). diakses pada 7 Juni 2015
Kurniasih, T. 2008. Peranan pengapuran dan faktor disika kimia air terhadap pertumbuhan dan sintasan lobster air tawar (Cherax sp.). Media akuakultur. Vol3 (2).

Mintardja, Kisto  dan Anto Sunaryanto dkk. 1985. Persyaratan Tanah dan Air. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.

Pramudyanti, R, I., Purwoko., Pangastuti. 2004. Pengaruh Pengaturan pH dengan CaCO3 terhadap Produksi Asam Laktat dari Glukosa oleh Rhizopus oryzae. Bioteknologi. 1 (1): 19-24.

Suriadi, S., 2000, Stabilisasi Tanah Lempung dengan Kapur dan Garam,” Tesis S-2, Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Ilmu-ilmu Teknik, Program Pascasarjana, UGM Jogjakarta.

Winarso, S., Handayanto, E., Syekhfani., Sulistyanto, D. 2009. Pengaruh Kombinasi Senyawa Humik dan CaCO3 terhadap Alumunium dan Fosfat Typic. Paleudult KentrongBanten. J. Tanah Trop. 14 (2): 89-95.













LAMPIRAN

Lampiran 1. Indikator Pengamatan Metode Pengapuran
- kontrol = 4,5
- kontrol = 4,9
- dolomit = 4,3
- CaCO3 = 13,5833 gram/polybag
- dolomit = 20, 4583 gram/polybag

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Faiez Blog's - Powered by Pena Media - Designed by Akhiefaiez -