Posted by : Faizin Jumat, 14 Maret 2014



EKOLOGI TANAMAN





 



 


 



Oleh:

Ø  Ahmad Nur Ahid Faizin                                (201310200311133)
Ø  Rubiati                                                             (201310200311146)




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG
2014




KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan makalah ini yang berjudul : Agroekosistem.
Adapun tujuan kami membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tanaman yang di bimbing oleh Dr. Harun Rasyid. Semoga makalah yang disusun oleh kami ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat kami menyadari di dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan maka dari pada itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi, dan  atas kritik dan saran kami  ucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
                                                                       







                                                                                                 Malang,    April 2014

                                                                                                          Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C.     Tujuan.............................................................................................................. 1
D.    Manfaat............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.   Aliran Energi..................................................................................................... 3
B.   Daur Nutrisi/ Bahan.......................................................................................... 9
C.   Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi Agroekosistem............................ 16
BAB III PENUTUP............................................................................................. 19
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA      






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia. Di dalam Agroekosistem juga dijelaskan mengenai aliran energi yang diperoleh oleh makhluk hidup, mulai dari produsen menuju konsumen 1, konsumen 2, dan lain sebagainya, yang terkadang tidak diketahui oleh manusia. Jika salah satu makhluk hidup yang terdapat dalam rantai makanan tersebut punah, dapat memberikan efek yang fatal terhadap konsumen berikutnya, hal inilah yang masih kurang terpublikasi sehingga membuat manusia cenderung sembarangan dalam memanfaatkan makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Dalam Agroekosistem yang perlu diperhatikan adalah bagaimana proses aliran energi dan daur nutrisi/bahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi struktur Agroekosisitem. materi dalam Agroekosistem ini yaitu agar dapat membantu menambah wawasan kita supaya bisa lebih bersahabat dengan lingkungannya.
Untuk mendapatkan produksi yang optimal seperti yang diharapkan, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam bertani, diantaranya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan teknik tepat dalam bertani. Untuk mengetahui bagaimana teknik  dan perlakuan yang tepat dalam bertani, maka sudah barang tentu kita harus mengetahui dan memahami sifat, dan kejadian apa saja yang terjadi baik pada tanaman itu sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya. Untuk dapat memahami bagaimana hubungan yang terjadi antara suatu organisme dengan lingkungannya, dan pegaruh-pengaruhnya terhadap pertanian, maka kita perlu mempelajari Ekologi pertanian, yakni suatu ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi didalam merancang, mengelola, dan mengevaluasi sistem pertanian yang produktif dan lestari, yang didalamnya akan dipelajari tentang agroekosistem. Pertanian sebagai suatu ekosistem buatan, mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, baik yang menguntungkan bagi pertanian itu sendiri maupun yang merugikan.
B.     Rumusan Masalah
  1. Menjelaskan Aliran Energi
  2. Menjelaskan Daur Nutrisi / Bahan
  3. Menganalisa faktor – faktor yang mempengaruhi struktur Agroekosistem
C.    Tujuan
  1. Mengetahui dan memahami tentang Aliran Energi
  2. Mengetahui dan memahami Daur Nutrisi/ Bahan
  3. Mengetahui dan memahami factor – factor yang mempengaruhi Agroekosistem
D.    Manfaat
Semoga makalah ini  dapat menjadi pelajaran dalam menjalankan pertanian, dan dapat bermanfaat dalam proser perkuliahan baik bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  ALIRAN ENERGI
Energi adalah faktor utama yang mengndalikan ekosistem. Sedangkan interaksi antara berbagai spesies dalam ekosistem itu hanya merupakan faktor ikutan. Pada hakekatnya hampir semua sistem di bumi dibatasi oleh jumlah energi matahari yang tersedia. Tetapi batas toleransi berbagai spesies terhadap faktor abiotik, misalnya suhu, cahaya, unsur hara, juga membatasi besarnya populasi dalam sebuah ekosistem. Tetapi peranan faktor toleransi terhadap faktor fisik lebih kecil peranannya jika dibandingkan dengan faktor energi.
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan kerja atau usaha. Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Untuk melakukan suatu pekerjaan fisik atau pekerjaan mental selalu membutuhkan energi. Mengangkat suatu beban, mendaki gunung, menekan gas dalam silinder merupakan suatu aktivitas gerak yang membutuhkan energi. Energi tidak dapat dilihat, yang terlihat hanyalah akibat adanya energi tersebut. Misalnya tumbuhan berfotosintesis, energi yang digunakan untuk berfotosintesis tidak terlihat tetapi hasil dari fotosintesis bisa dilihat dengan mata.
Semua organisme hidup membutuhkan energi karena banyak reaksi biokimia yang berlangsung didalam tubuh organisme membutuhkan energi. Didalam ekosistem, semua organisme saling berinteraksi melalui proses pencarian makanan, dimana dalam proses ini juga membutuhkan energi. Energi yang tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen untuk aktivitas hidupnya. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke energi  yang lain. Aliran energi bersifat searah (tidak siklis). Perilaku energi di alam ini mengikuti hukum termodinamika 1 dan hukum termodinamika 2.
Hukum termodinamika pertama berbunyi : energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Sebagai contoh energi cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam kehidupan, tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hasil dari fotosintesis adalah oksigen dan karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan, selain digunakan untuk proses fotosintesis enegi matahari juga digunakan untuk proses respirasi, transpiransi, translokasi unsur hara dan asimilat serta yang lainnya. Energi yang diubah itu nantinya akan digunakan untuk antara lain :
v  Mengabsorbsi unsur hara, mineral dan air.
v  Mensintesa bahan-bahan organis.
v  Mengkatalisa bahan-bahan organis yang terbentuk melalui proses respirasi dan transpirasi.
v  Melaksanakan pertumbuhan dan melengkapi siklus perkembangan.
Hukum termodinamika pertama sering juga disebut dengan hukum konservasi energi (conservation of energy). Organisme berfungsi sebagai pengalir energi dari satu organisme ke organisme lainnya tanpa mengurangi kuantitasnya selagi jumlah zat yang mengandung energi itu tetap.
Hukum termodinamika kedua berbunyi : energi dapat terjadi spontan selama ada penurunan derajat (degradasi) dari suatu sumber konsentrasi tinggi secara menyebar untuk mencapai perataan. Hukum termodinamika dapat diterangkan dengan panas yang semaki lama panasnya menurun karena terjadi aliran (konveksi) untuk perataan. Contoh yang lain adalah radiasi matahari yang dipancarkan kebumi, energi radiasi matahari itu tidak pernah kembali ke matahari, namun energi itu tidak akan pernah habis selag bahan dasar dan proses penciptaan energi itu belum habis.
Dalam rantai makanan (food chain) bermacam-macam organisme yang mendapatkan makanan dari tumbuhan dengan jumlah transfer yang sama dan menempati tingkat trofik yang sama (trofic level). Jadi dalam suatu ekosistem tanaman menempati trofik pertama, hewan herbivora menempati trofik keduadan demikian seterusnya. Menurut Elton rantai makanan biasanya terbatas sampai empat atau lima tingkat, seperti pada gambar di bawah ini    
Dalam urutan linear dari rantai makanan, salah satu ujung rantai berupa organisme ototrof, sedangkan ujung lainnya berupa predator yang disebut dengan karnivora puncak.
            Contoh rantai makanan yang disajikan tersebut merupakan suatu bentuk aliran yang sederhana. Pada kenyataannya di alam, rantai-rantai makanan yang bergabung membentuk jaring-jaring makanan. Beberapa spesies memakan mangsa pada berbagai tingkatan trofik sehiungga akan terbentuk jalur aliran yang berganda. Rantai makanan berinteraksi membentuk jaring-jaring makanan. Suatu ekosistem yang sederhana seperti kolam memiliki hubungan trofik yang kopleks, sistem tersebut terkadang sulit untuk mengkaji interaksi anatara jenis pemangsa dan mangsanya.
Konsep tingkatan trofik dalam satu rantai makanan sangat sederhana, namun tidak demikian halnya dalam jaring-jaring makanan. Lihat contoh jaring-jaring makanan pada gambar dibawah ini :
(gambar jaring-jaring makanan di padang rumput)
Ular memakan tikus dan katak. Tikus berada pada tingkat trofik kedua, sedangkan katak berada pada tingkat trofik ketiga. Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Yang mana ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.


Piramida Jumlah
            Organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat disajikan dalam piramida jumlah spesies, organisme di tingkat trofik pertama (produsen) biasanya lebih sedikit daripada herbivora (konsumen tingkat I). Pada ekosistem padang rumput organisme di tingkat pertama (produsen) paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga dan selanjutnya semakin berkurang.
 (gambar Piramida Jumlah)
Piramida Biomassa
            Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistis dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa pada setia trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat diperkirakan.
            Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massal seluruh organisme di habitat tertentu dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat, biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur kemudian ditotal seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan diperoleh informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
(gambar piramida biomassa)
Piramida Energi
            Sering kali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang tentang ekosistem tertentu. Lain halnya dengan piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
            Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingakt trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal sebagai berikut :
Ø  Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
Ø  Beberapa makanan yang dimakan tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai sampah.
Ø  Hanya sebagian makanan yang decerna menjadi bagian dari tubuh organismem sedangkan sisanya disunakan sebagai sumber energi.
(gambar piramida energi)

B.  DAUR NUTRISI/ BAHAN
Dalam ekosistem terestrial sumber/mineral dari tanah, secara alami status nutrisi dipelihara oleh adanya proses daur Biogeokimia. Di dalam agroekosistem sebagian besar nutrisi terikut sebagai hasil panen dan tidak kembali lagi secara alami sehingga diperlukan pemupukan. Karena itu daur yang biasa terjadi terputus/asiklik.
Keberadaan makhluk hidup di dunia ini  tergantung pada aliran energi dan siklus materi melalui ekosistem. Kedua proses tadi mempengaruhi jumlah dari organisme-organisme, kecepatan proses metabolisme, dan kompleksitas dari komunitas. Energi dari materi mengalir melalui ekosistem bersama-sama sebagai materi organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi aliran energi adalah satu arah, sekali dimanfaatkan oleh ekosistem akan hilang keluar dari sistem. Sedangkan materi, dalam hal ini melakukan suatu siklus. Atom dari kalsium atau karbon berkemampuan untuk mengalir melalui makhluk hidup dan bagian non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah dari suatu ekosistem ke ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua proses itulah ekosistem berkemampuan untuk menjada fungsinya, dan merupakan karakteristika seluruh biosfer.
Siklus hara adalah sistem daur ulang alam. Semua bentuk daur ulang memiliki umpan balik yang menggunakan energi dalam proses menempatkan sumber daya material kembali mulai digunakan. Daur ulang dalam ekologi diatur untuk sebagian besar selama proses dekomposisi. Ekosistem menggunakan keanekaragaman hayati dalam jaring makanan yang mendaur ulang bahan-bahan alami, seperti nutrisi mineral, yang meliputi air. Daur ulang dalam sistem alam adalah salah satu dari sekian banyak jasa ekosistem yang mendukung dan memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat manusia. Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik disirkulasikan ke seluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-kali. Apabila tumbuhan dan juga hewan mati akan didekomposisikan oleh kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi kemudian dikembalikan ke lingkungan abiotik membentuk kumpulan nutrisi sebagai gudang atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya dilepaskan dan berkumpul dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan diambil kembali oleh tumbuhan dari gudangnya ini.
Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen organik dan anorganik dipautkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan satu sama lainnya.
Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses aliran energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara komponen biotik dengan komponen abiotik dalam ekosistem. Ada dua hal yang termasuk ke dalam siklus materi, yaitu :
  1. Kepentingan Nutrisi dalam Ekosistem
Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari sekitar 92 unsur-unsur kimia yang diketahui, untuk keperluan hidup dan pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal sebagai garam-garam biogenik yang dapat dikelompokkan dalam dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro.
a.         Nutrisi makro
Nutrisi ini diperlukan relatif dalam jumlah yang banyak, dan mempunyai peranan kunci dalam pembentukan protoplasma makhluk hidup. Nutrisi-nutrisi penting yang termasuk kelompok ini adalah hidrogen, karbon, oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-sama membentuk sekitar 95 % dari berat kering materi hidup. Keempat nutrisi ini didapatkan dari bentuk gas di atmosfir. Nutrisi lainnya yang termasuk nutrisi makro ini, yang diperlukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit diantaranya adalah kalium, posfor dan sulfur.
b.         Nutrisi mikro
Nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, tetapi sangat penting untuk kehidupan. Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang diperlukan oleh tumbuhan. Beberapa nutrisi mikro seperti besi, tembaga, seng, karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas akibat proses penghawaan.
  1. Siklus Biogeokimia
Telah dipahami bahwa berfungsinya ekosistem tergantung pada sirkulasi dan nutrisi. Apabila nutrisi tidak tersirkulasikan, maka suplai yang telah terjadi akan sia-sia dan pertumbuhan menjadi terbatas. Begitu pentingnya permasalahan ini, beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan jalannya siklus nutrisi ini.
Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur-unsur penyusun bahan organik/nutrisi dalam ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan tanpa mengalami pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat semula. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah atau air. Perpindahan unsur kimia dalam ekosistem melalui daur ulang yang melibatkan komponen biotik dan abiotik ini dikenal dengan sebutan daur biogeokimia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara komponen biotik dengan abiotik dalam suatu ekosistem. Siklus biogeokimia meliputi : siklus air, siklus sulfur, siklus pospor, siklus nitrogen, Siklus karbon dan oksigen.

a.         Siklus air
Semua organisme hidup memerlukan air untuk melakukan aktivitas hidupnya. Oleh karena itu, ketersediaan air di lingkungan sangat mutlak bagi organisme hidup. Hewan mengambil air, langsung dari air permukaan, tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan tumbuhan mengambil air dari air tanah dengan menggunakan akarnya. Manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah yang ada di daratan. Air keluar dari hewan dan manusia berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui proses transpirasi.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZYwttcosArSxFFxYX4pbOS-4mEXl_h5gvLgD-M8czgrjFZz4RxHOCSHJx18TCafkwkNX-eR2mcHM-AwjzaRDJfCIvodUfu7tnQn3YKWOR-ORXDTqCJfUXFId_m5Kj1Dfrky3H4KGatkw/s1600/daur%252Bair.jpg
b.         Siklus sulfur (Belerang)
Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan banyak terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk dari tanah, sedangkan hewan dan manusia mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka makan. Perhatikan skema daur sulfur di samping ini.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQxaTwUUG1ABcCUM1Ks8oT1bVQYVEK7nPmoNwf9dwtCt4kNlZVFHp2hQ9G-ihgdW9V4m1jHOuVmTHjV3TBoteUftQQGUXGrGaDbTldvpQhWX-mJQ6Kpj9gheUdEmgoQDGHCIkoqk1f3uM/s1600/daur%252Bsulfur.jpg
c.          Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan faktor pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang penting untuk pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas, sehingga daurnya tidak melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut dan terikat pada endapan di perairan atau dasar laut. Begitu sampai di laut hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat, salah satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui rantai makanan laut dan mengembalikan ke darat melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan. Perhatikan skema daur fosfor di samping ini.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbXy2JwVjxQ0lBp1ip-PQQe0cIFhVhOfo729rXCuO4pyJ-y3uc_t5X1QzZJeD0T0KMZCGPxMyIIc4pXoO5cQsGr7E8xBLFQkmHWWdzHYmrsX71YQQuEA3ROn1hRYkOJ4Rw6nv2yHssXMU/s1600/daur%252Bfosfor.jpg
d.         Siklus Nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein dan berbagai molekul organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari semua gas di atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke dalam tanah melalui fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru (Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen yang masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen menjadi amonia disebut amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah bersama kilat dan air hujan berupa ion nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri pengurai menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi dan mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak menjadi ion nitrit (NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat (nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan hewan mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung pada tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans) menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer. Proses penguraian ion nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNui5YEnTQzcSF2cBTxZ5HyHb_6iBXU_WiJsFgMEbSIqPKyDdWw4awL-ZBLxGrwr4XIvslGNMbcIabguTJp9H32gfzIlZU6f3BpMy-aD9ZAKP7W8cPExKHmvtv5H-a82xml9gqHbL9k8Q/s1600/daur%252Bnitrogen.jpg
e.          Siklus karbon oksigen dan karbon
Oksigen terdapat di alam dalam bentuk (O2, CO2, dan H2O). Dan berbagai ikatan organik penting lain seperti karbonat, protein, dan sebagai ion yang teratur (misalnya : nitrat maupun karbonat). Silus oksigen pada dasarnya diawali oleh proses organik. Pada tumbuhan, sintesa karbohidrat akan terbentuk dengan menggabungkan karbondioksida (CO2) dengan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari, dan melepaskan oksigen sebagai hasil sampingnya, proses ini disebut dengan fotodintesis. Oksigen (O2) termasuk kedalam komponen biotik melalui proses respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu dihasilkan karbon dioksida (CO2). Daur karbon berkaitan erat dengan daur oksigen di alam kita ini.
Sedangakan karbon banyak terdapat di atmosfir, umumnya dalam bentuk CO2. Yaitu dengan konsentrasi di atmosfer diperkirakan 0,03%. Sumber-sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu bara dan asap pabrik. Siklus karbon sangat erat kaitannya dengan siklus oksigen. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akakn membentuk batubara didalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara. Di ekosisrem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secar tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air dengan membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendir dan organisme heterotrof lainnya. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 pada air.
 Disamping itu karbon dioksida termasuk ke dalam komponen biotik melalui organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau) dan kemoautotrop (bakteri kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organik dan berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixV4F4Hhpl8Vviz2-wmcbXBvep6e-9mLF2y54vlzKTMTjzSzrGK_QI79rEhafgPXJJndFgfAAIkkACt-jom0IWSEpPHWS-9ZOXZsY4tM0jXAqVKuJwrR3Bq_MQPF-GAU4HpsX92B05-ag/s1600/daur-karbon.jpg


C.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR AGROEKOSISTEM
Semua yang berpengaruh terhadap struktur dan fungsi ekosistem berpengaruh pula di sini. Kecuali ada beberapa faktor lain yang berpengaruh antara lain :
  1. Kompetisi (intra/antar spesifik)
Kompetisi adalah interaksi individu yang sama spesies atau spesies yang berbeda (manusia, hewan atau tumbuhan) berlomba-lomba untuk mendapatkan sesuatu. Kompetisi ini bisa dalam bentuk memperebutkan makanan, wilayah, cahaya, pekerjaan, perempuan, laki-laki, dll. Dengan demikian, kompetisi dapat dari spesies yang sama (intraspesifik) atau spesies yang berbeda (antarspesies). Dalam kedua kasus, jenis interaksi ini merupakan sebuah proses selektif yang berpuncak pada umumnya dengan pelestarian bentuk kehidupan yang lebih baik disesuaikan dengan lingkungan, dan dengan kepunahan individu dengan daya rendah adaptif.
Kompetisi antar populasi disebut juga kompetisi interspesifik. Kompetisi interspesifik terjadi jika dua atau lebih populasi pada suatu wilayah memiliki kebutuhan hidup yang sama, sedangkan ketersediaan kebutuhan tersebut terbatas. Kebutuhan hidup antara lain berupa makanan, cahaya, air atau ruang. Akibat kompetisi interspesifik sama dengan kompeitisi intraspesifik. Contoh kompetisi interspesifik adalah kompetisi beberapa jenis burung di hutan yang memakan jenis serangga yang sama.
Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1.      Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Sebagai contoh : bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.


2.      Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3.      Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4.      Waktu
Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.
  1. Pengelolaannya antara lain :
v  Pembajakan
v  pergiliran tanaman
v  rotasi pengelolaan
v  Pembakaran
v  Pemupukan
v  Irigasi
v  penendalian hama/penyakit
v  varietas baru
Dari sekian banyak pengelolaan itu sebagian besar telah dibicarakan pada disiplin ilmu lain seperti ilmu bercocok tanam, pengendalian pengganggu dan lain-lain. Untuk tidak mengalami duplikasi maka di sini hanya akan dibicarakan mengenai pengendalian hama/penyakit dipandang dari segi ekologi.
Pengendalian pengganggu
            Apa yang dibicarakan di sini lebih bersifat konsep, sedangkan teori-teori yang lebih mendalam juga praktek-praktek pengendaliannya sudah dibicarakan didisiplin ilmu hama, ilmu penyakit dan ilmu gulma.
Di dunia binatang dan tumbuhan dikenal adanya strategi hidup, yaitu strategi r (pada suatu ekstrem) dan strategi K (pada ekstrem yang lain).
r = diambil dari rumus pertumbuhan populasi
K = diambil dari asimtot atas kurve sigmoid
Ciri-ciri masing-masing adalah sebagai berikut :
v  Strategi r : yaitu Jenis-jenis kehidupan yang hidupnya opportunis, jadi bersifat :
ü  Menempati habitatnya hanya secara tradisional
ü  Mobilitasnya tinggi
ü   Ukuran tubuhnya kecil, sehingga perlu enersi yang besar. Karena hal-hal di atas,maka tidak mempunyai mekanisme pertahanan dan kompetisi. Dengan demikian dapatlah dinyatakan hide dan seek.
ü  Memanfaatkan habitat secara cepat
ü  Adanya reproduksinya besar. Sebagai contoh : lalat, nyamuk.
v  Strategi K : yaitu jenis-jenis kehidupan yang menjaga habitat sedemikian rupa agar
tidak rusak,oleh karena itu populasinya selalu di bawah daya dukung habitatnya.
             Dengan demikian :
ü  Menyesuaikan diri dengan habitat
ü  Mempunyai mekanisme adaptasi, kompetisi dan pertahanan
sehubungan dengan strategi hidup kehidupan di atas maka makhluk pengganggu tidak terlepas dari sifat itu. Seorang pemilik perkebunan kopi dan coklat di Afrika yaitu CONWAY (1977) berdasarkan pengalamannya menemukan bahwa setiap cara pengendalian hanya cocok untuk pengganggu dengan strategi hidup tertentu saja










BAB III
KESIMPULAN
  1. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke energi  yang lain. Aliran energi bersifat searah (tidak siklis).
  2. Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Yang mana ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
  3. Siklus hara adalah sistem daur ulang alam. Semua bentuk daur ulang memiliki umpan balik yang menggunakan energi dalam proses menempatkan sumber daya material kembali mulai digunakan.
  4. Ada dua hal yang termasuk ke dalam siklus materi, yaitu :
    1. Kepentingan Nutrisi dalam ekosistem
    2. Siklus Biogeokimia
  1. Agroekosistem dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:
      1. Kompetisi (inta/antarspesifik)
      2. Pengolahannya
  1. Kompetisi inter dan intra spesifik dapat menyebabkan adanya kemampuan bersaing antar tanaman yang membutuhkan nutrisi dan zat-zat hara yang cukup dan sesuai dengan jenis tanaman tersebut














DAFTAR PUSTAKA
Kristanto p. 2013. Ekologi industri. Andi. Yogyakarta
T. K. David. 2001. General ekology. Brookscole. USA
J.B. hasan. 1992. Ekologi tanaman suatu pendekatan fisiologis. Rajawali. Jakarta
L. setyo amin. 2007. Ekologi pendekatan deskriptif dan kuantitatif. Bayumedia. Malang

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Faiez Blog's - Powered by Pena Media - Designed by Akhiefaiez -