Posted by : Faizin Senin, 14 Desember 2015

Dinamika Kesuburan Tanah Sawah



  






Disusun oleh :
Ahmad Nur Ahid Faizin   (201310200311133)






LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1   Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2   Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
2.1   Tanah Sawah................................................................................................ 2
BAB III METODE KERJA..................................................................................... 4
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................. 4
3.2 Langkah Kerja............................................................................................... 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 5
4.1   Hasil............................................................................................................. 5
4.2   Pembahasan................................................................................................. 5
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 7
5.1   Kesimpulan.................................................................................................. 7
5.2   Saran............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 8
LAMPIRAN............................................................................................................ 9


DAFTAR TABEL

No                                                        Teks                                              Halaman
1.         Hasil pengamatan tanah tergenangi................................................... 5
2.         Hasil pengamatan tanah setelah tidak tergenangi.............................. 5


DAFTAR LAMPIRAN

No                                                        Teks                                              Halaman
1          Dokumentasi Dinamika Kesuburan Tanah Sawah............................ 9



BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Indonesia mempunyai lahan sawah yang cukup luas terutama yang ada di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Ada sesuatu yang unik pada lahan sawah baik dari aspek budidaya maupun dari aspek kesuburan tanahnya. Dari aspek budidaya lahan sawah pada saat awal penanaman menghendaki penggenangan sejalan dengan waktu pertumbuhan vegetatif padi maka secara gradual penggenangan mulai dikurangi sampai pada puncaknya pada saat mulai pengisian bulir, dan pada saat pengeringan gabah.
Disisi lain dari aspek kesuburan, lahan sawah yang awalnya digenangi menyebabkan tanah terlalu jenuh air sehingga hampir semua pori tanah terisi oleh air sehingga suasana tanan menjadi reduktif (kekurangn oksigen), nsmun dalam kenyataanya pada zona rhizosfer suasana cenderung oksidatif (cukup oksigen) karena dapat pasokan dari daun, sehingga perakaran padi masih bisa respirasi (bernapas)
Penggenangan selama pertumbuhan padi dan pengolahan tanah pada tanah kering yang disawahkan, dapat menyebabkan berbagai perubahan sifat tanah, baik sifat morfologi, fisika, kimia, mikrobiologi maupun sifat-sifat lain, sehingga sifat-sifat tanah dapat sangat berbeda dengan sifat-sifat tanah asalnya. Koenigs (1950), orang yang pertama kali melakukan penelitian sifat morfologi tanah sawah sekitar Bogor, mengemukakan adanya profil tanah sawah yang khas, pada tanah kering yang disawahkan di daerah tersebut. Namun demikian, karena perbedaan berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses pembentukan tanah sawah, ternyata profil tanah sawah yang khas tersebut tidak selalu dapat terbentuk.

1.2  Tujuan

Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalahuntuk  mengetahui dinamika kesuburan pada tanah sawah di zona rhizosfer dan di luar zona rhizosfer.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Tanah Sawah

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baikterus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakanistilahumum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dansebagainya. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukuptersedia. Kecuali itu padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yangjauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu tidakmengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanahasalnya(Hardjowigeno
et al. 2004:1).
Pada umumya tanah sawah dibagi menjadi sawah irigasi dan sawah tadahhujan. Akan tetapi, jika dilihat dari segi produktivitas hasil yang diberikan belummemuaskan bagi para petani. Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor tertentu, misalnya, pada sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan sangat tergantung pada curah hujan. Penyebabnya adalah kebutuhandan pengaturan air pada sawah tadahhujan sepenuhnya tergantung dari air hujan yang jatuh ke areal persawahan.Bahkan di Luzon Tengah, Filipina ditemukan bahwa sebagian besar petani baruakan menggarap sawahnya dua bulan setelah musim hujan datang. Keadaan yangserupa dijumpai pula di beberapa daerah berpengairan tertentu di Amerika Latin,
dimana sistem irigasinya sangat kurang dan sering mengalami kekurangan air (Prasetiono, 2002:4).
2.2 Ketersediaan N pada tanah sawah
Pada tanah sawah, (Asririni, 2006:6) mengatakan bahwa persediaan Nsebagian besar berasal dari: (1) N-NH4+danN-NO3- yang terbentuk ketikadigenangi; (2) mineralisasi N-organik tanah dan residu tanaman dalam kondisitergenang; (3) N yang ditambat oleh ganggang dan bakteri heterotropik; dan (4) Ndari pupuk (De Datta,1981; Asririni, 2006).


Nitrogen diserap oleh tanaman sebagai NO3-dan NH4+, kemudian dimasukanke dalam semua asam amino dan protein. Nitrogen merupakan unsurhara yangsangat sering membatasi hasil tanaman. Defisit protein yang cukup luas di daerahtropika menandakan kandungan N tanamannya rendah. Di lain pihak, pencucianunsur nitrogen pada usaha tani yang intensif telah mengakibatkan air bumi(groundwater) tercemari. Nitrogen anorganik memang mudah berfluktuasi,terutama di daerah dengan perubahan curah hujan yang sangat nyata. Kadar airtanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi dinamika nitrogen di dalamtanah (Indranada, 1986:52).



BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah potensial redox meter.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini berupa tanah, air dan bibit padi.

3.2 Langkah Kerja

1.      Menghidupkan potensial redox meter. Pertama menancapkan saluran kabel pada alat, tekan mode, memasukkan elektroda pada zona di luar rhizosfer (wait) menunggu hingga tulisan Hold muncul dan mencatat hasilnya.
2.      Mengukur pada zona rhizosfer, langkah kerja sama dengan di luar rhizosfer. Akan tetapi elektroda ditancapkan pada daerah perakaran padi.
3.      Mengukur pH di zona rhizosfer maupun di luar zona rhizosfer.
4.      Melakukan pengeringan air pada tanah sawah yang awalnya digenangi.
5.      Mengukur potensial redoks, suhu dan pH tanah sawa yang telah dikeringkan (tidak tergenangi)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil

Tabel 1. Hasil pengamatan tanah tergenangi
Pengamatan
Zona Rizosfer
Luar Zona Rizosfer
1.      Suhu (°C)
26,4
28,2
2.      pH
6,69
6,87
3.      Potensial Redoks (mV)
19
-9

Tabel 2. Hasil pengamatan tanah setelah tidak tergenangi
Pengamatan
Zona Rizosfer
Luar Zona Rizosfer
1.      Suhu (°C)
24,4
26,00
2.      pH
4,59
4,21
3.      Potensial Redoks (mV)
141
16,4

4.2  Pembahasan

Proses penggenangan mempengaruhi nilai Eh tanah, nilai Eh tanah menggambarkan kondisi oksidasi-reduksi dalam tanah. Reaksi redoks terjadi pada hampir semua tanah, reaksi oksidasi berkaitan dengan kondisi dengan tanah berdrainase baik, sedangkan proses reduksi berkaitan dengan kondisi tanah dengan sistem dreinase yang buruk atau terdapat air yang berlebih seperti pada kondisi sawah. Kondisi redoks tanah mempengaruhi stabilitas senyawa-senyawa besi dan mangan. Mangan dan besi di dalam tanah memiliki karakteristik yang unik, kelarutannya sangat dipengaruhi oleh nilai potensial redoks (Eh), bentuk mangan dan besi dalam tanah dan penambahan bahan organik. Akibat proses penggenangan pada budidaya konvensional, maka nilai Eh tanah akan turun yang mengakibatkan meningkatnya besi dan mangan dalam tanah yang berpotensi meracuni tanaman padi (Surachman, 2010).


Pengamatan pertama yaitu saat tanah sawah tergenangi didapatkan hasil potensial redoks (Eh) rendah hingga pada angka minus sedangkan pada pengukuran potensial redoks (Eh) saat tanah sawah dikeringkan didapatkan hasil yang tinggi. Pada pengamatan pertama di zona rizosfer didapatkan hasil Eh 19 sedangkan pada luar rizosfer nilai Eh sangat rendah yaitu -9 mV. Pengamatan kedua pada tanah sawah yang tidak tergenangi atau sudah dikeringkanmenunjukkan nilai Eh yang sangat tinggi yaitu mencapai 141 mV. Meningkatnya nilai Eh lantaran jumlah oksigen pada zona rizosfer sangat tinggi. Sedangkan menurunya nilai Eh di tanah sawah dapat dipengaruhi oleh penambahan bahan organik sehingga meningkatnya aktifitas mikroorganisme, yang mana mikroorganisme itu memanfaatkan oksigen sehingga nilai Eh dapat menurun.
Memang dalam budidaya padi ketika masa pertumbuhan vegetatif lahan harus digenangi sedangkan ketika padi tersebut memasuki pertumbuhan generatif lahan budidaya harus dikeringkan. Ketika lahan digenangi tentu saja lahan tersebut bersifat reduktif (kurang oksigen) akan tetapi pada kenyataanya bersifat Oksidatif (cukup oksigen) hal ini dikarenakan pasokan oksigen didapatkan dari daun padi. Tinggi rendahnya nilai potensial redoks (Eh) dipengaruhi oleh kandungan oksigen dan nilai H+Tanah.




BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
1.      Dalam keadaan tanah teroksidasi, maka potensial redoks tanah tersebut akan meningkat.
2.      Tanah yang dalam keadaan tereduksi, maka potensial redoksnya akan menurun hingga ke angka negatif.
3.      Tanah sawah yang tergenang berpotensi dalam menurunkan potensial redoks, hal ini dapat berdampak terhadap peningkatan kelarutan Fe dan Mn dalam tanah yang berpotensi meracun bagi tanaman.
4.      Potensial redoks (Eh) meningkat dengan meningkatnya aktivitas senyawa teroksidasi, menurun dengan meningkatnya aktivitas senyawa tereduksi dan meningkat seiring meningkatnya aktivitas ion H+.

5.2 Saran

Melihat pentingnya materi praktikum ini, praktikan harus benar-benar serius dalam mengikutinya karena hal ini akan menjadi bekal kita nanti ketika terjun di masyarakat. Pengetahuan tentang kesuburan tanah sangat penting karena Indonesia memiliki lahan sawah yang luas dan kita sebagai mahasiswa pertanian wajib memiliki pengetahuan tentang lahan sawah.



DAFTAR PUSTAKA

Berkelaar, D., 2001. Sistem Intensifikasi Padi (The System of Rice Intensification
– S.R.I.): Sedikit dapat Memberi Lebih Banyak. www. Elsppat .or.id/ download/file/S.R.I. -echo%20note.htm [08 juni 2009].
DeLaune, R.D and K. R. Reddy. 2005. Redox Potential. Louisiana State University, Baton Rouge, USA.
Mukhlis, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah. Teori dan Aplikasi. USU Press, Medan.
Puslitbangtanak. 2004.  Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
Surachman, D. 2010. Potensial Redoks (Eh) dan Kelarutan Fe dan Mn Serta Kaitannya Dengan Pertumbuhan Padi Pada Budidaya Sistem Konvensional dan System of Rice Intensification. Skripsi. IPB.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Faiez Blog's - Powered by Pena Media - Designed by Akhiefaiez -