Posted by : Faizin Senin, 14 Desember 2015

Manajemen Produksi Tanaman Sayuran dan Florikultura


 





Oleh
Disusun Oleh :
Ahmad Nur Ahid Faizin    201310200311133







LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

DAFTAR ISI


DAFTAR LAMPIRAN

No                                                        Teks                                              Halaman
1.              Dokumentasi observasi dilapang.................................................   11

















BAB I. PENDAHULUAAN

1.1 Latar belakang

       Tanaman hias dan sayur memiliki prospek yang potensial untuk dikembangkan secara komersial. Tanaman hias terdapat nilai estetika yang dapat membuat orang tertarik untuk memilkinya, sehingga tidak sedikit orang yang membudidayakan sedangkan tanaman sayur merupakan tanaman yang selalu dikonsumsi setiap hari dan memiliki nilai gizi yang tinggi sehingga memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan.
       Krisan potong dan sawi manis merupakan termasuk salah satu jenis tanaman  yang dimaksud diatas. Krisan potong merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Disamping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya, bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan panennya dapat diatur menurut kebutuhan pasar. Sebagai bunga potong, krisan digunakan sebagai bahan dekorasi ruangan, jambangan (vas) bunga dan rangkaian bunga. Selain digunakan sebagai tanaman hias, krisan juga berpotensi untuk digunakan sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga (hama).
Tanaman sawi manis merupakan tanaman sayur yang digunakan dalam berbagai hidangan, seperti  sop, bakso mie pangsit dan masakan lainnya dan umur panennya juga relative singkat sehingga dapat dengan mudah untuk memenuhi permintaan pasar
       Melihat peluang yang ada maka dibutuhkan manajemen yang tepat agar tidak hanya mampu memproduksi tetapi harus dapat berproduksi yang efektif dan efisien. Oleh karena itu dalam pengusahaannya diperlukan manajemen produksi yang baik.

1.2 Rumusan masalah

       Adapun rumusan masalah dalam praktikum manajemen produksi tanaman krisan potong dan tanaman sawi manis adalah sebagai berikut :

1.      Bagaima proses produksi tanaman kirisan potong dan tanaman sawi manis secara efisien yang diterapkan petani?
2.      Bagaimana kondisi rill pengolahan produksi tanaman krisan dan tanaman sawi manis di tingkat petani ?
3.      Apa kendala yang terjadi dalam proses produksi?

1.3  Tujuan

       Adapun tujuan dari praktikum manajemen produksi tanaman krisan potong dan tanaman sawi manis ini adalah :
1.      Untuk memperkenalkan unsur- unsur yang terdapat dalam proses menajemen produksi tanaman  krisan potong dan  tanaman  sawi manis.
2.      Untuk mengetahui kondisi rill pengolahan produksi tanaman krisan dan tanaman sawi manis di tingkat petani
3.      Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam proses produksi.



















BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Hortikultura dan Florikultura

Manajemen hortikultura secara bahasa terbagi menjadi dua yaitu manajemen dan hortikultura. Manajemen menurut Rahayu Relawati (2013) adalah seni mengelola dan mengolah suatu usaha dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Manajemen digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dengan tujuan untuk menegelola dan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia agar mencukupi dan menguntungkan.
Hortikultura adalah semua produk pertanian yang didalamnya terdapat buah dan sayuran. Manajemen dalam pertanian sering disebut sebagai analisis usaha tani yaitu analisa keuntungan yang didapat dari suatu kegiatan pertanian. Florikultura adalah komoditas yang mencakup bunga potong (Krisan potong, Mawar, Melati Sedap Malam, dll), daun potong (Leatherleaf, Cordyline, Philodendron, Dracaena, dll.), tanaman hias pot (Aglaonema, Anthurium bunga, Kaktus, Anthurium, Polycias, dll), tanaman hias taman (Palm, Bougenvile, Bunga Kamboja, sanseivera, dll.) dan tanaman hias lain yang memiliki keunggulan untuk dijual (Litang Kementrian Pertanian, 2011)
Manajemen hortikultura dapat diartikan sebagai seni memanfaatkan hortikultura untuk diperoleh keuntungan yang besar dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Manajemen hortikultura juga dapat diartikan secara sempit yaitu semua kegiatan pemanfaatan hortikultura untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Manajemen florikultura secara ringkas dapat diartikan sebagai semua kegiatan pemanfaatan bagian-bagain bunga untuk diperoleh keuntungan dengan memerhatikan lingkungan (Kementrian Pertanian 2013).

2.3 Manajemen Budidaya Sawi

       Budidaya adalah semua kegiatan pengelolaan pertanian (tanaman, lahan dan perawatan) untuk diperoleh hasil yang diinginkan. Manajemen budidaya sawi manis adalah pengelolaan kegiatan penanaman dan perawatan sawi manis dari tanam sampai panen untuk diperoleh hasil yang optimal. Faktor penting dalam usaha budidaya sayur sawi adalah pengelololaan pasca panen. Dimana sayur harus tetap segar sampai ke konsumen, oleh karena itu dalam manajemen budidaya sawi

sebaiknya digunakan mesin pendingin khusus sayuran untuk menyimpan sayur, membungkus dengan rapat sayur yang siap jual dan langsung memasarkan sayur sesudah panen (Suryani dalam Kompas, 2013).

2.4  Manajemen Budidaya Krisan

Manajemen budidaya krisan adalah kegiatan pengeloaan penanaman dan perawatan bunga krisan untuk diperoleh hasil yang optimal. Dalam manajemen florikultura nilai estetika merupakan bagian terpenting. Hal ini dikarenakan keindahan dari bunga adalah nili jual utamanya. Tanaman Krisan (crhysantemum) merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam skala komersial terutama sebagai tanaman hias dalam pot maupun bunga potong. Tanaman Krisanthemum yang tertua adalah Tanaman Krisanthemum Cina yang bentuknya mirip dengan bunga daisy di Cina juga. Tanaman Krisanthemum Cina tersebut telah dikultivasikan sekitar 2,500 tahun sebelum diperkenalkan ke Eropa dan sekarang bunga seruni ini telah banyak ditanam di negara Barat dan Eropa bahkan Tanaman Krisan ini diangkat menjadi bunga nasional negara Jepang. Tanaman Krisan masih tergolong ke dalam famili yang sama dengan bunga aster dan daisy, yaitu famili Asteraceae (Hermawan ,2012).
Salah satu faktor penting dalam budidaya krisan adalah penanganan pasca panen. Untuk mengurangi kehilangan hasil yang disebabkan karena layu, patah batang atau tangkai bunga, serta lepasnya kelopak bunga, maka diperlukan perhatian khusus pada penanganan pascapanennya agar produk yang dihasilkan mempunyai shelf-life (umur simpan) dan vase-life (umur kesegaran) yang cukup panjang. Penanganan pascapanen merupakan suatu kegiatan perlakuan terhadap bunga setelah panen sampai bunga itu diterima oleh konsumen. Penanganan pasca panen pada krisan dilakukan untuk : 1) Memperkecil respirasi, 2) Memperkecil transpirasi, 3) Mencegah infeksi atau luka, 4) Menjaga performance, 5) Meningkatkan daya saing (Seminar, dkk., 2013).



BAB III. METODE KERJA

3.1 Tempat dan waktu

       Pelaksanaan praktikum dilakukan pada hari sabtu tanggal 22 April 2015 pukul 08.40 WIB di kebun krisan dan di kebun sawi manis yang terletak di Desa Bumiaji Batu.

3.2  Alat dan bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, dokumentasi dan transportasi

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah data observasi dari tanaman krisan potong dan tanaman sawi,

3.3  Langkah kerja

1.      Menentukan jenis komuditi tanaman dan lahan produksi yang ada di kabupaten atau kodya malang dan sekitarnya.
2.      Menyiapkan daftar pertanyaan yang berisi data –data yang diperlukan dalam mengetahui manajemen produksi tanaman krisan potong dan tanaman sawi manis
3.      Menentukan petani yang memenuhi syarat sebagai sumber data yang diperlukan
4.      Mengumpulkan data dan menganalisis data secara kuantitatif
5.      Membahas dan menarik kesimpulan hasil analisis dengan kajian beberapa pustakan yang relevan.



BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Data hasil survei tanaman  krisan potong

jenis komoditi                              : Krisan Potong
luas lahan                                     : ± 1000 m2
lokasi                                            : Batu-Bumiaji
identitas pemilik                           : Ibu Nurul
Modal/biaya produksi
-          Pembangunan green house          Rp 3000x75    = Rp 3.500,000;-
-          Sewa lahan (perbulan)                                          = Rp 1.500.000
-          Bibit         @ 200 x 70 000                                  = Rp 14 000,000;-
-          Biaya listrik @ 150 000 x 3                                 = Rp 450,000;-
-          Biaya pekerja @ 25.000 x 3                                = Rp. 75.000,-
Pemupukan dan perawatan hingga panen
-          Growth more                    1 pack                          =Rp 30,000;-
-          Urea                                 80 karung                    =Rp 12 000,000;-
-          Crounus 1 pack                                                    =Rp 100 000;-
-          Peptisida                                                                         
Cabrio                                                                  =Rp 65 000
Trigrat                                                                  =Rp 90 000  +
                                                                                                                       =Rp31.735,000;-Perhitungan
-          Penerimaan          = harga jual x jumlah produksi
= 10.000 x 3.730 =Rp 37.300,000;-
-          Keuntungan          = total penerimaan – total pengeluaran
= Rp 37.300,000– Rp 31.735,000 = Rp 5.565,00;-
-          Efisiensi usaha tani
E   = R/C
     = Rp 37.300,000;- / Rp31.735,000     =1.175
R/C ratio > 1 = jadi usaha tersebut efisien/menguntungkan

b. Data hasil survei tanaman  sawi manis
Jenis komuditi                              : Sawi Manis
Luas lahan                                    : ± 300 m2
Lokasi                                          : Desa Bumiaji, Batu
Identitas pemilik                          : Bapak Ikhsan
Modal/biaya produksi
-          Pembelian bibit @ kemasan                    Rp 3000x75    =Rp 225,000;-
-          Sewa lahan                                               Rp 150.000     =Rp 150.000;-
Biaya Tambahan
-          Tenaga kerja borongan @1 orang                                   =Rp 250,000;-
Pemupukan dan perawatan hingga panen
-          Phonska                            @ Rp 2000;- x 15 kg              =Rp 30,000;-
-          Urea                                 @Rp 1,500;- x 40 kg              =Rp 60,000;-
-          Pupuk daun Gandasil                                                       =Rp 9000;- +
Total Biaya                                                                                   Rp 724,000;-
Perhitungan
-          Penerimaan          = borongan oleh pedagang sayur = Rp 1.000 000 ;-
-          Keuntungan          = total penerimaan – total pengeluaran
= 1.000.000 – 724. 000
= Rp 276 000
-          Efisiensi usaha tani
E   = R/C
     = 1000,000/574,000
     =1.381
R/C ratio > 1 = jadi usaha tersebut efisien/menguntungkan

4.2 Pembahasan

Proses produksi kedua tanaman yaitu tanaman krisan potong dan tanaman sawi manis sudah menerapkan manajemen produksi hal ini dibuktikan dengan adanya sistem  hulu dan hilir, kemitraan, pembelian bibit, penanaman, pemeliharan/perawatan, penanganan pasca panen. Sedangkan kedua usaha tani terdapat unsur yaitu komuditas tanaman sawi manis dan krisan potong, harga jual krisan potong Rp 10.000;-/ikat sedangkan untuk tanaman sawi Rp 3000;-/ikat. Adapun pengeluaran dari kedua usaha tani tersebut yaitu sawi manis Rp 574,000;- dan krisan potong Rp30.235,000;-.
Analisis data pada tanaman krisan potong dan taaman sawi manis menunjukkan bahwa hasil usaha tani tanaman sawi manis dan tanaman krisan potong efisien hal ini dibuktikan dengan R/C rasio > 1 (lebih besar dari satu). Sedangkan untuk keuntungan didapat tanaman sawi Rp 426,000;- dan untuk taaman krisan Rp 7.065,000;- hal ini membuktikan bahwa untuk produksi tanaman krisan lebih menguntungkan dibandingkan tanaman sawi.
Kendala dalam kedua usaha tani ini adalah kurangnya pemahaman petani akan manajemen usaha tani yang baik, mereka cenderung memilih untung besar dan cepat laku meskipun hanya sekali jual daripada harus menunggu untung kecil yang terjual secara kontinu. Selain itu, petani juga tidak mempunyai jaringan khusus untuk pemasaran sehingga mereka cenderung menjualnya secara borongan (langsung semua).
Dalam kenyataan, kedua usaha ini kurang menguntungkan. Hal ini dapat kita lihat dari total pendapatan bersih kedua petani tidak sebanding dengan modal. Apabila ditambah dengan biaya tambahan lain, usaha ini akan lebih kurang menguntungkan, karena awal tanam sampai panen cukup lama. Tetapi secara teori usaha ini menguntungkan karena keduanya mempunyai nilai efisiensi lebih dari 1%. Dalam analisis usaha tani (Marwoto, 2013) kedua usaha ini kurang layak apabila dijadikan usaha utama oleh petani karena total penerimaannya sangat jauh dari modal dan pengeluaran.





BAB V. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Kesmipulan dalam praktikum pengamatan di lapang ini adalah :
1.      Proses produksi tanaman krisan potong dan sawi manis secara efisien diterapkan petani dengan meminimalisir tenaga kerja dan peralatan yang digunakan.
2.      Kondisi nyata usaha tanaman krisan potong dan sawi manis kurang efisien sehingga untung yang diperoleh masih rendah.
3.      Kendala yang dialami petani krisan potong dan sawi manis adalah kurangnya pengetahuan petani terhadap manajemen usaha tani dan kurangya jaringan dalam memasarkan hasil pertanian
5.2 SARAN
Saran dalam praktikum pengamatan usaha tani ini adalah sebaiknya dalam menjalankan usaha ini dilakukan bersama usaha lain, karena bersifat musiman sehingga tidak bisa dijadikan penumpu hidup petani, sebaiknya pemasaran produk lebih diperhatikan petani agar hasil yang diperoleh lebih tinggi.










DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Litbang. 2011. Pedoman Identifikasi dan Penataan Florikultura. Kementrian Pertanian:  Jakarta
Hermawan, Agus.2012. Bisnis Bunga Krisan. (www.hermawankris.blogger.com) di akses tanggal 20 Mei 2015 
Kompas. 2011. “Usaha Tani Menguntungkan”. Kompas, edisi 28 September 2014.
Marwoto, Budi. 2013.Dukungan Inovasi teknologi dalam Peningkatan Daya Saing Industri Florikultura Nasional. Jurnal Pertanian Vol. 2 no 18 hal. 24-29.
Relawati, Rahayu. 2013. Dasar-Dasar Manajemen. UMM Press: Malang
Seminar, Kudang et al. 2005. Model Manajemen Data Spasial untuk Pemilihan Jalur Distribusi hortikultura. Jurnal Manajemen Agribisnis vol 2. No 1. IPB: Bogor (www.faperta-ipb.ac.id)
Suryani. 2013. Budidaya Tanaman Sawi. (www.suryaniagro43.blogger.com) di akses tanggal 20 Mei 2015

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Faiez Blog's - Powered by Pena Media - Designed by Akhiefaiez -