- Back to Home »
- Makalah »
- Analisa Kesburan Tanah Berkapur
Posted by : Faizin
Senin, 14 Desember 2015
ANALISA KESUBURAN
TANAH BERKAPUR
Di susun oleh :
M hilmi Habibullah 201310200311124
Ahmad Nur Ahid Faizin 201310200311133
Anggoro Wicaksono 201310200311141
Yenny Rohmalia Rosanty 201310200311151
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2015
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Tanah merupakan akumulasi tubuh alam
bebas, yang menduduki sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan
tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula.(muslihin, 2013)
Namun, saifuddin (1986) memiliki pandangan
lain mengenai tanah yang ia ambil dari beberapa pakar tanah yaitu tanah merupakan
suatu benda alami yng terdapat dipermukaa kulit bumi, yang tersusun dari
bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik sebagai
hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan
tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari
faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
pembentukan.
Selain itu radita (2012) mengemukakan
bahwa tanah juga merupakan faktor terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatu
sistem pertanaman, pertumbuhan suatu jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya ialah tersedianya unsur hara, baik unsur hara makro maupun unsur
hara mikro. Tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai
pemasok unsur hara, dan tanah secara alami memiliki tingkat ketahanan yang
sangat beragam sebagai medium tumbuh tanaman.
Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan
fisika, kimia dan biologi tanah. Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman
efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara tanah. Keadaan kimia
tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), KTK, kejenuhan basa, bahan organik,
banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara dan ketersediaan terhadap pertumbuhan
tanaman. Sedangkan biologi tanah antara lain meliputi aktivitas mikrobia
perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan pengikatan nitrogen udara.(radita.2012)
1.2
Tujuan
1. Mengetahui kendala yang disebabkan oleh tanah kapur
2. Mengetahui potensi yang dimiliki oleh tanah kapur
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kesuburan tanah
Kesuburan tanah adalah keampuan tanah
untuk dapat menyediakan unsur hra dalam jumlah yang cukup dan erimbang untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman.
Kesuburan tanah adalah kondisi suatu tanah
yg mampu menyediakan unsur hara esensial untuk tanaman tanpa efek racun dari hara
yg ada. (Foth and Ellis 1997). Kesuburan tanah merupkn kemampuan tanah yang
menghasilkan bahan tanaman yang dipanen. Maka disebut pula daya menghasilkan
bahan panen atau produktivitas (Schroeder, 1984)
Kesuburan tanah ditentukan oleh unsur hara
yang cukup, kondisi tanah yang optimal, tata udara tanah dan tata air yang
optimal, serta kondisi mikroba tanah yang baik. Kesuburan tanah sangat
berpengaruh pada sifat kimia tanah yang meliputi pH tanah, kejenuhn basa, dll.
Lalu sifat fisika tanah meliputi tekstur tanah dan struktur tanah, serta sifat
biologi tanah yaitu kandungan mikroba yang ada dalam tanah. Sumber hara dalam
tanah bisa didapatkan dari perombakan bahan organik tanah, pelapukan mineral
tanah, pemupukan dengan kompos, penambatan N oleh atnman legum, buangan
industri seperti kapur dan gipsum.
2.2
Tanah Kapur
Tanah kapur adalah salah satu yang tidak memiliki
unsur hara atau sedikit kandungan unsur haranya. Tanah ini disebut juga dengan
tanah mediteran, yang artinya terbentuk dari bebatuan kapur yang sudah lapuk.
Tanah jenis ini memiliki kandungan kalsium dan
magnesium yang tinggi. Hal ini terjadi karena kandungan unsur tersebut sering
ditemukan bercampur dengan karbonat, sehingga adanya kapur dalam tanah dapat
mempengaruhi sifat fisik dan kimia dari tanah tersebut, serta keberadaan jasad
renik. Umumnya tujuan dari pengapuran adalah untuk menetralkan sifat keasaman
tanah.
Sebenarnya makro kalsium dan magnesium memiliki fungsi
yang sangat penting bagi tanaman. Kalsium (Ca) berperan sebagai penyusun
dinding sel tumbuhan dan juga berfungsi sebagai penetralisir bahan racun dalam
jaringan tanaman. Sedangkan, magnesium (mg) merupakan kompone klorofil yang
berperan dalam pembentukan lemak dan minyak tumbuhan. Terjadinya kekurangan zat
ini dalam tanah akan menghambat perkembangan pada jaringan muda.
Perbedaan kadar kapur pada berbagai jenis tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi bahan induk dan iklim.
Kedua faktor ini berhubungan dengan kadar lengas tanah, terbentuknya
lapisan-lapisan tanah, dan tipe vegetasi. Faktor-faktor ini merupakan komponen
dalam perkembangan tanah. Pada umumnya batuan kapur/ kwarstik lebih tahan
terhadap perkembangan tanah. Pelarutan dan kehilangan karbonat diperlukan
sebagai pendorong dalam pembentukan tanah pada batuan berkapur. Garam-garam
yang mudah larut (seperti Na, K, Ca, Mg-Klorida dan sulfat, NaCO3) dan garam
alkali yang agak mudah larut ( Ca, Mg ) memiliki karbonat yang akan berpindah
bersama air, dan bergantung besarnya air yang dapat mencapai kedalaman tanah tertentu.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pengayaan garam/ kapur pada horison
tertentu dan besarnya sangat bervariasi. Karena terdapat perbedaan kelarutan
dan mobilitas tersebut maka yang terendapkan lebih dahulu adalah karbonat. Pada
kondisi yang ekstrem kerak garam dan kapur dapat terbentuk di permukaan tanah.
Dari sini menunjukan bahwa kadar kapur tanah dapat berbeda-beda.
Fungsi zat kapur selain sebagai penetral kondsi
keasaman pada tanah, juga bermanfaat bagi manusia sebagai bahan bangunan. Sebagai
bahan bangunan kapur biasanya sebagai bahan campuran semen dan untuk pondasi
bangunan. Pada pemuatan kerajinan keramik dan marmer juga membutuhkan batu
kapur.
Diwilayah Indonesia, tanah yang banyak mengandung
antara lain jawa timur, jawa tengah, maluku, dan nusa tenggara.
III. METODE
ANALISA DATA
3.1 Sumber Literatur Dan Data
Dalam pembuatan makalah ini kami melakukan pengumpulan
data sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Adapun sumber
literatur yang kami gunakan adalah dari buku-buku yang terkait, berita di
internet, jurnal-jurnal dan hasil-hasil penelitian.
3.2 Cara Penyajian Dan Pengolahan
Data
Dalam penyusunan makalah ini kami menggunkan dasar
metode analisis deskriptif, yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan
berdsarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan
pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi.
Selain itu makalah ini bersifat studi pustaka yaitu
upaya mendpatkan teori-teori yang berkaitan dengan permsalahan yang sedang
dihadapi untuk digunakan sebagai penguat pembahasan.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Kendalah Tanah Berkapur Untuk
Bercocok Tanam
Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras
(limestone), yang pada umumnya tersebar terdapat di daerah beriklim subhumid,
topografi karst, dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m.
Tanah ini berwarna cokelat, merah, atau kuning.
Sementara itu, warna merah kuning pada tanah mediteran berada di daerah
topografi karst yang dikenal dengan sebutan Terra Rossa.
Tanah mediteran yang berbahan induk batu kapur
mempunyai nilai pH yang lebih tinggi dibanding dari yang berbahan induk batu
pasir. PH tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bahan induk
tanah, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah dan
pupuk nitrogen.
Yang menjadi masalah utama dari jenis tanah mediteran
adalah ketersediaan air dan tingginya pH tanah yang seringkali di atas 7. Tanah
yang bersifat alkalis mengikat fosfat sehingga akan menjadi kendala bagi
tanaman untuk tumbuh. Oleh karena itu, jenis tanah ini tidak cocok untuk
dijadikan lahan pertanian.
Untuk mengembangkan komoditi pertanian, perlu dilihat
jenis tanah sebelum mulai menanam. Ini penting untuk menentukan tingkat
kesesuaian tanah dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Di samping itu, zat
hara yang dikandung jenis tanah ini hampir tidak ada.
4.2 Potensi Tanah Berkapur Untuk
Bercocok Tanam
Sumber hara dalam tanah bisa didapatkan dari
perombakan bahan organik tanah, pelapukan mineral tanah, pemupukan dengan
kompos, penambatan N oleh atnman legum, buangan industri seperti kapur dan
gipsum.
Bagi Indonesia yang cukup banyak mengandalkan produk
pertanian sebagai penunjang kehidupannya sehari-hari, keberadaan jenis tanah
ini tidak banyak untungnya. Meskipun begitu, ada beberapa cara untuk
mendapatkan manfaat ekonomi dari tanah jenis ini. Misalnya, menjadikannya
sebagai bahan bangunan. Bahan kapur yang kokoh, berguna untuk membuat fondasi
bangunan.
Tanah mediteran atau tanah kapur mengandung banyak unsur
kalsium dan magnesium tanah yang berhubungan dengan tingkat perkembangan tanah
tersebut. Semakin tua usia tanah tersebut, maka akan semakin kecil kandungan
kedua zat yang disebut diatas. Kalsium dalam tanah kapur ini memiliki fungsi
sebagai penyusun dinding sel tumbuhan serta menetralkan bahan racun dalam
jaringan tumbuhan. Sementara itu, magnesium yang terdapat didalamnya merupakan
komponen dan klorofil yang berperan dalam pembentukan lemak dan minyak pada
tumbuhan.
Tanah berkapur dengan sifat basa yang tinggi sangat
berkebalikan dengan tanah yang kaya akan bahan organik. Bahan organik memiliki
sifat asam yang sangat tinggi sehingga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Kalau kedua hal ini dipadukan maka hasilnya akan saling melengkapi kekurngan
kedua jenis tanah tersebut. Tanah akan menjadi kaya bahan mineral dan ber pH
netral yang baik untuk pertanaman.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Tanah ini disebut juga dengan tanah mediteran, yang artinya terbentuk dari
bebatuan kapur yang sudah lapuk
2.
Tanah jenis ini memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang tinggi
3.
Fungsi zat kapur selain sebagai penetral kondsi keasaman pada tanah, juga
bermanfaat bagi manusia sebagai bahan bangunan.
4.
Tanah berkapur sangat berguna jika dipadukan dengan unsur organik karena dapat
menghasilkan lingkungan yang kaya akan unsur hara dan memiliki pH yang netral.
DAFTAR PUSTAKA
Schroeder, D. 1984. Soils, facts and concept. Int.
Potash Inst. Bern. 140 h.
Syarief, saifuddin. 1986. Ilmu Tanah Pertanian.
Pustaka buana. Bandung
Agnis, radita.
2012. Kesubura tanah. (online) www. Everlasting Blue Kesuburan tanah.html. diakses pada 5 mei 2015
Foth , HD., and
B.G. Ellis. 1997. Soil Fertility. 2nd, Booca Raton: Lewis Publisher
Muslihin. 2013.
Kesuburan tanah. (online) www. kesuburan tanah
Geografi Pecinta Lingkungan.html. diakses pada 5 mei 2015
izzudin. 2012.
Sifat lahan mediteran atau kapur. (online) http://izzudin.student.unej.ac.id/?p=4. Diakses pada 5 mei 2015
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusyoutube.com YouTube : Videoodl : Videosl
BalasHapusYouTube Videosl · YouTube Channel: Videosl.cc · Videosl.cc: YouTube Channel · Videosl.cc: Videosl.cc · youtube video to mp3 Videosl.cc: Videosl.cc.