- Back to Home »
- Essay »
- Mikoriza, Pupuk Hayati Super
Posted by : Faizin
Minggu, 19 Januari 2014
Oleh Kabelan Kunia
Pupuk hayati
(biofertilizer) adalah bahan penyubur tanah yang mengandung mikroorga-nisme
atau sel hidup dalam keadaan dorman yang berfung-si untuk meningkatkan
keterse-diaan unsur hara guna mendu-kung pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis
mikroba yang umum digunakan antara lain mikroba penambat unsur nirogen,
mikroorganisme pela-rut fosfat, dan mikrooganisme penghasil hormon tumbuh.
Di samping
itu ada jenis mikroba dari golongan jamur yang disebut mikoriza ditemukan
sebagai sumber biofertilizer potensial yang dapat meningkatkan produktivitas
budidaya tanaman. Biofertilizer atau pupuk hayati semacam ini bersifat ramah
lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas tanah secara berkelanjutan.
Mikoriza
mempunyai peran dalam mempercepat suksesi pada habitat yang terganggu secara
ekstrem. Mikoriza yang menginfeksi akar tanaman berperan dalam perbaikan
nutrisi tanaman dan meningkatkan pertumbuhan, karena hifa yang menginfeksi akar
mempunyai kemampuan yang tinggi dalam meningkatkan kapasitas penyerapan unsur
hara fosfat, nitrogen, sulfur, seng, dan unsur esensial lainnya. Dengan adanya
mikoriza, laju penyerapan unsur hara oleh akar bertambah hampir empat kali
lipat dibandingkan dengan perakaran normal, demikian juga luas penyerapan akar
makin bertambah hingga 80 kali.
Mikoriza
berperan juga sebagai bio-protektor terhadap patogen tanaman, bio-remediator
bagi tanah-tanah yang tercemar dan membantu pertumbuhan tanaman pada tanah yang
tercemar.
Jamur
mikoriza merupakan asosiasi antara tanaman dan cendawan yang memiliki sifat dan
peran yang unik bagi tanaman, manusia, dan lingkungan hidup. Asosiasi ini
diketahui memiliki fungsi yang menguntungkan tanaman simbionnya.
Manfaat
Tanaman yang
bermikoriza dapat menyerap pupuk fosfat lebih tinggi hingga 10-27 persen
dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza, yaitu 0.4-13 persen.
Penelitian terakhir pada beberapa tanaman pertanian bahkan dapat menghemat
penggunaan pupuk nitrogen hingga 50 persen, pupuk fosfat sebesar 27 persen dan
pupuk kalium mencapai 20 persen.
Manfaat lainnya
yaitu akar yang bermikoriza lebih tahan terhadap patogen akar karena lapisan
mantel (jaringan hypa) menyelimuti akar sehingga melindungi akar. Di samping
itu, beberapa mikoriza menghasilkan antibiotik yang dapat menyerang bakteri,
virus, jamur yang bersifat patogen. Suatu penelitian lain menunjukkan bahwa
penggunaan mikoriza dapat mengendalikan serangan nematoda bengkak akar
Meloidogyne spp. pada tanaman tomat dengan jumlah takaran 2.00 gram.
Jamur super
ini berperan terutama dalam memperbaiki struktur tanah dengan menyelimuti
butir-butir tanah. Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel polisakarida
yang dihasilkannya. Karena bukan bahan kimia pupuk ini aman bagi lingkungan.
Yang paling
luar biasa adalah pemupukan dengan mikoriza cukup sekali untuk seumur tanaman.
Mikoriza merupakan mahluk hidup, maka sejak berasosiasi dengan akar tanaman
jamur ini terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu tanaman.
Nuhamara,
seorang peneliti di Jepang mengatakan, sedikitnya ada lima hal yang dapat
membantu perkembangan tanaman dari adanya mikoriza ini, yaitu mikoriza dapat
meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah, mikoriza dapat berperan sebagai
penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar, meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang ekstrem, meningkatkan produksi
hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auxin, serta
menjamin terselenggaranya proses biogeokemis.
Adanya
mikoriza, resitensi akar terhadap gerakan air menurun, sehingga transfer air ke
akar meningkat. Keberadaan mikoriza menyebabkan status P tanaman meningkat,
sehingga menyebabkan daya tahan terhadap kekeringan meningkat pula.
Adanya hifa
eksternal menyebabkan tanaman bermikoriza lebih mampu mendapatkan air daripada
yang tidak bermikoriza. Tetapi jika mekanisme ini yang terjadi berarti
kandungan logam-logam lebih cepat menurun. Penemuan akhir-akhir ini yang
menarik adanya hubungan antara potensial air tanah dan aktivitas mikoriza.
Pada tanaman
bermikoriza jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 gram bobot kering
tanaman lebih sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza.
Tanaman
mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air yang lebih
ekonomis. Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan mikoriza
efektif dalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan
air meningkat. Aplikasi mikoriza akan membantu proses penyerapan air yang
terikat cukup kuat pada pori mikro tanah, sehingga panjang musim tanam tanaman
pada lahan kering diharapkan dapat terjadi sepanjang tahun.
Aplikasi
Pupuk
mikoriza umumnya berupa spora dan potongan akar yang terinfeksi jamur dan
dicampur dengan zeolit sebagai media pembawa. Penggunaan mikoriza efektif
digunakan pada saat tanaman masih di persemaian, di mana akarnya belum
mengalami penebalan. Pada kondisi seperti ini peluang mikoriza akan lebih besar
untuk menginfeksi akar tanaman. Pemberian mikoriza diberikan dengan cara
menaburkannya pada lubang sebelum penanaman, menempelkan pupuk/akar terinfeksi
pada akar tanaman muda atau mencampur mikoriza pada tanah untuk pembibitan
tanaman.
Pada tanaman
tebu misalnya, cara aplikasi pupuk mikoriza terbaik dengan cara dicampur dengan
pupuk dasar. Takaran pupuk mikoriza yang diberikan adalah 8 ku/ha di tanah dengan
P tersedia rendah atau hanya 4 ku/ha di tanah dengan P tersedia tinggi.
Pemakaian pupuk mikoriza ternyata dapat mengurangi penggunaa pupuk SP-36
sebesar 25 – 50 %.
Kondisi
lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji akan mendukung pula untuk
perkecambahan spora mikoriza. Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akar
melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim dan selanjutnya tumbuh menuju
korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh
dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut
terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi.
Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi serta
untuk transportasi karbon serta hara lainnya ke dalam spora, selain fungsinya
untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.
Suhu yang
relatif tinggi dapat meningkatkan aktivitas mikoriza. Pada daerah tropika basah
seperti Indonesia, hal ini menguntungkan. Suhu optimum untuk perkecambahan
spora sangat beragam tergantung jenisnya. Pada umumnya infeksi oleh cendawan
mikoriza meningkat dengan naiknya suhu. Suhu yang tinggi pada siang hari (35°C)
tidak menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologis mikoriza. Peran mikoriza
hanya menurun pada suhu di atas 40°C. Jadi, suhu bukan merupakan faktor
pembatas utama dari aktivitas mikoriza. Justru sebaliknya, suhu yang sangat
tinggi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang.