- Back to Home »
- Makalah »
- Uji Efikasi Insektisida Rasional Pada Hama-hama Tanaman
Posted by : Faizin
Minggu, 13 Desember 2015
Uji Efikasi
Insektisida Rasional Pada Hama-hama Tanaman
Disusun oleh :
Ahmad Nur Ahid Faizin (201310200311133)
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR TABEL
No Teks
Halaman
1. Uji efikasi pestisida rasional pada
hama-hama tanaman...................
7
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks
Halaman
1 Dokumentasi uji efikasi pestisida
rasional pada hama tanaman..... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pestisida rasional
merupakan pestisida yang terbuat dari bahan-bahan nabati. Kelebihan-kelebihan
pestisida rasional adalah tidak mencemari lingkungan, bahan-bahan mudah mudah
didapatkan karena berasal dari tanaman disekitar kita, harganya murah dan cara
pembuatannya mudah.
Kekurangan pestisida
rasional jika dibandingkan dengan pestisida irrasional adalah reaksinya lebih
lambat dibandingkan pestisida irrasional karena pestisida rasional tidak
langsung membunuh target hama. Pestisida rasional hanya bisa memperlambat masa
instar dengan cara memperlambat hormon ganti kulit, menyebabkan hama tidak
dapat membentuk kepompong atau kalaupun dapat membentuk kepompong bentuknya
tidak sempurna atau tidak dapat membentuk imago.
Dewasa ini mulai
digalakkan pengendalian yang ramah lingkungan salah satunya dengan memanfaatkan
tanaman yang menghasilkan insektisida nabati contohnya daun tanaman mimba,
pepaya, mahoni dan sirsak. Insektisida nabati mempunyai bahan dasar berupa
bahan aktif metabolit sekunder yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan aktif
tersebut berguna sebagai sarana pertahanan diri dari organisme yang menyerang
tumbuhan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa metabolit sekunder tumbuhan
mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan-bahan perlindungan tanaman
(Dadang& Prijono, 2008).
Pemanfaatan tumbuhan
untuk pengendalian hama perlu diujicobakan guna mengetahui efektivitas dan
toksisitas metabolit sekunder terhadap serangan hama pada tanaman. Praktikum
ini menguji keefektifan empat jenis tanaman insektisida nabati nabati (mimba, pepaya,
mahoni dan sirsak) dalam mengendalikan hama daun yang menyerang tanaman sayur
organik.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui
efikasi dari insektisida rasional pada hama-hama tanaman.
2.
Mengetahui
cara pembuatan insektisida rasioal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pestisida
Nabati
Kardinan
(2008), mengatakan bahwa pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia
yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik.
Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang
atau buah. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas juga oleh karena terbuat dari bahan alami
/nabati,maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam
sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak
peliharaan karena residunya mudah hilang.
Pestisida
nabati bersifat ” pukul dan lari ” ( hit and run), yaitu apabila diaplikasikan
akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh maka residunya
akan cepat menghilang di alam. Dengan demikian tanaman akan terbebas dari
residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pestisida nabati
dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan mengganggap tabu penggunaan pestisida
sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif dengan tujuan agar
pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis (Anonimous, 2009).
2.2 Daun Mimba
Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung
beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat
bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi
(kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin,
meliantriol, nimbin dan nimbidin Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar 17
komponen dan komponen yang mana yang paling bertanggung jawab sebagai pestisida
atau obat. Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama pada
proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (Senrayan, 1997).
Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat
yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi
dalam proses metamorfosa serangga. Serangga akan terganggu pada proses
pergantian kulit, ataupun proses perubahan dari telur menjadi larva, atau dari
larva menjadi kepompong atau dari kepompong menjadi dewasa. Biasanya kegagalan
dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian (Wiwin, 2008).
Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan
(anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun
serangganya sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida
nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika setelah disemprot
(knock down), namun memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari. Namun
demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya rusaknya sudah sangat
menurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin, 1993).
Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang
mengakibatkan serangga hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu kasus terjadi
ketika belalang Schistocerca gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis
tanaman terserang belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu mimba. Mimba pun
dapat merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang
tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair
yang bersifat tidak merusak (Sudarmadji, 1999).
Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme
seperti anti-virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan
dalam mengendalikan penyakit tanaman. Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini
sering digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu
menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan, 2003).
2.3 Daun Pepaya
Dari beberapa
penelitian dijelaskan, batang dan daun pada tumbuhan pepaya mengandung banyak
getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang dikembangkan
sebagai antikanker. Manfaat getah pepaya untuk kesehatan dibuktikan Bouchut
secara ilmiah, seperti dikutip Journal Society of Biology, yang menyatakan daun
pepaya bersifat antitumor atau kanker.(endah, 2012)
Endah (2012) menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan adanya
senyawa
karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Dengan konfigurasi itu,
tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkan, karpain ternyata juga
ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi
pencernaan, sehingga efektif untuk menekan penyebab tifus. Daun pepaya
juga mengandung berbagai macam zat, antara lain vitamin A, B1, kalori, protein,
lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, dan air.
Selain itu Lebih dari 50 asam amino terkandung dalam getah
pepaya, antara lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin,
glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin,
lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Bahan-bahan tersebut biasanya dipadukan
dalam bahan baku industri kosmetik untuk menghaluskan kulit, menguatkan
jaringan agar lebih kenyal, dan menjaga gigi dari timbunan plak.(Endah, 2012)
Daun pepaya (Carica papaya L) mengandung
berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI , vitamin B1 0,15 mg,
vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat Arang
11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram ,
papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, Daun pepaya mengandung bahan aktif
“Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap.”
Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing.(Riptono,2012)
2.4 Daun Sirsak
Menurut Kardinan (2000) bagian tanaman
sirsak dapat dijadikan sebagai insektisida alami adalah daun dan biji,daun
sirsak mengandung senyawa acetoginin memiliki keistimewaan sebagai anti
feedent.
Acetoginin adalah senyawa polyketides
dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus
5-methyl-2-furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktivitas
sitotoksit dan derivat acetogenin yang berfungsi sitotoksit adalah asimicin,bulatacin
dan squmosin (Shidiki dkk,2008).Menurut Mitsui et al.(1991),bahwa sguamocin
mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasisel,sehingga
menyebabkan gradien proton terhambat dan cadangan energi tidak dapat membebtuk
ATP.Bulatacin diketahui menghambat kerja enzim NADH-ubiquinone reduktase yang
diperlukan dalam reaksi respirasi.
Hasil penelitian Rislansyah (2000),bahwa
ekstrak daun sirsak dapat digunakan untuk membunuh jentik Anopheles
aconitus.Lebih lanjut menurut Sudarmanto (2009),bahwa hama Thrips pada tanaman
cabai dapat ditekan dengan cara menumbuk daun sirsak dan mencampurnya dengan 5
liter air.
2.5 Tanaman
Mahoni
Mahoni merupakan jenis tanaman yang tumbuh pada zona
lembab, menyebar luas secara alami atau dibudidayakan. Jenis asli Meksiko
(Yucatan), bagian tengah dan utara Amerika selatan (Wilayah Amazona). Penanaman
secara luas terutama di Asia bagian selatan dan Pasifik, juga diintroduksi di
Afrika Barat (Welly, 2009).
Habitus Pohon mahoni selalu hijau dengan tinggi antara 30
– 35 cm. Kulit berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi
coklat tua, menggelembung dan mengelupas setelah tua. Daun bertandan dan
menyirip yang panjangnya berkisar 35 – 50 cm, tersusun bergantian, halus
berpasangan, 4 – 6 pasang tiap-daun, panjangnya berkisar 9 – 18 cm. Bunga kecil
berwarna putih,panjang 10 – 20 cm, malai bercabang. Buah mahoni terlihat kering
merekah, umumnya berbentuk kapsul bercuping 5, keras, panjang 12-15 (-22) cm,
abu-abu coklat, dan halus. Bagian luar buah mengeras, ketebalan 5-7 mm bagian
dalam lebih tipis. Dibagian tengah mengeras seperti kayu, berbentuk kolom
dengan 5 sudut yang memanjang menuju ujung. Buah akan pecah mulai dari ujung
atau pangkal pada saat masak dan kering. Biji menempel pada kolumela melalui sayapnya,
meninggalkan bekas yang nyata setelah benih terlepas. Umumnya setiap buah
terdapat 35 – 45 biji (Welly, 2009).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah blender, pisau, sprayer, alat tulis.
Bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini meliputi daun mimba, daun mahoni, daun sirsak, daun pepaya,
air, tanaman organik.
3.1 Prosedur Kerja
Menana sayuran organik pada lahan yang sudah
dipersiapkan. Membuat larutan insektisida rasional dengan koposisi 100 gram
bahan insektisida rasional diencerkan dalam setengah liter air. Menyemprotkan
insektisida rasional setiap satu minggu sekali. Penyemprotan dilakukan secara
merata pada setiap tanaman. Melakukan pengamatan dengan interval satu hari
sekali. Adapu parameter yang diamati meliputi : macam hama, perkembangan jumlah
populasi masing-masing hama.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
1. Uji Efikasi Pastisida daun mahoni
pada hama-hama tanaman
No
|
Macam hama
|
Perkembangan jumlah populasi hama (hari ke)
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1.
|
Semut
|
3
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.2
Pembahasan
Pestisida alami merupakan
pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida
alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya
digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang
merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa
manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap,
hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.
Dari praktikum yang sudah
dilaksanakan bahwasannya dari objek pengamatan hanya terdapat hama semut
sebanya 3 pada hari pertama dan 2 pada hari kedua, hal itu bisa terjadi karena
sifat alami dari pestisida alami atau nabati adalah membunuh hama yang menyerang
tanaman yang dibudiayakan namun tidak merusak lingkungan yang ada pada tanaman
budidaya tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat kami ambil dari praktikum aplikasi pemupukan pada tanaman pot adalah
sebagai berikut :
1.
Pestisida
nabati dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pestisida sintetis.
2.
Pestisida
nabati dapat menurunkan tingkat penyerangan hama pada tanaman sayuran yang
dibudidayakan.
3.
Pembuatan
pestisida nabati terbilang mudah karena bahan yang digunakan banyak tersedia
disekitar kita.
5.2 Saran
Sebaiknya ketika melakukan
praktikum lebih serius dan lebih teliti guna mendapatkan hasil praktikum yang
benar-benar akurat dan sesuai dengan yang ada diliteratur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2009.
Potensi, Peluang Dan Kendala Pemanfaatan
Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No.3299.Tahun xxxix.
Hal.4
Dadang, &
Prijono, D. (2008). Insektisida nabati:
prinsip,pemanfaatan dan pengembangan. Departemen Proteksi Tanaman. Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
Endah, Dwi R.
2012. Pemanfaatan ekstrak daun pepaya
(Carica papaya L) sebagai pestisida alami yang ramah. (online) http://data-smaku.blogspot.com. Diakses pada 3 juni 2015
Kardinan, Agus.
2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan
Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kardinan A.
2008. Pengembangan Kearifan Lokal
Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun
xxxix. Hal.5.
Riptono. 2012. Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Pestisida Alami yang Ramah Lingkungan. (online) http://tonorip.blogspot.com. Diakses pada 3 juni 2015
Ruskin. 1993. Pestisida
Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. P.T. Penebar Swadaya.
Senrayan, R.
1997. Prospects and challenges in
production and use of neem pesticides. Proc. National conference on
pesticides with emphasis on neem, 24-25 November 1997. Surabaya Indonesia.
Sudarmadji, D.
1991. Mimba, insektisida alami. Trubus. Thn IV, no.44, hal 20-21.
Shiddiqi, Toumi,
dkk, 2008, Potensi In vitro Zat Sitotoksik Antikanker Daun Tanaman Kepel
(Stelecocharpus buharol) Terhadap Carcinoma Colorectal, Karya Tulis Ilmiah,
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Wiwin, S.,dkk.
2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan
cara pembuatannya untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. http://balitkabi.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 3 Juni 2015
LAMPIRAN
Lampiran
1. Dokumentasi uji efikasi pestisida rasional pada
hama-hama tanaman
Menghancurkan
daun
|
Menimbang daun
|
Memblender daun
|
Memeras daun
Hasil blender
|