- Back to Home »
- Makalah »
- Ambang Pendapatan Tanaman dan Analisa Ekonomi PJPT
Posted by : Faizin
Minggu, 13 Desember 2015
Ambang Pendapatan Tanaman Dan Analisa Ekonomi
Pengendalian Jasad Penganggu Tanaman
Disusun Oleh :
Ahmad Nur Ahid Faizin (201310200311133)
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2015
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2
2.1 Ambang Pendapatan Tanaman dan ALE......................................... 2
2.2 Budidaya Kangkung......................................................................... 2
BAB II METODE KERJA........................................................................ 5
3.1 Tempat dan Waktu........................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan................................................................................. 5
3.3 Prosedur Kerja................................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 6
4.1 Hasil................................................................................................. 6
4.2 Pembahasan...................................................................................... 7
BAB V PENUTUP.................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 9
5.2 Saran................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10
LAMPIRAN............................................................................................ 11
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks
Halaman
1. Dokumentasi
PraktikumAmbang Pendapatan Tanaman................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
saat bercocok tanam, memperoleh hasil yang tinggi merupakan tujuan utama. Namun
pada kenyataannya para petani cenderung merugi, hal tersebut dikarenakan
berbagai macam kendala, salah satunya dikarenakan oleh eksternal seperti faktor
abiotis atau OPT. Faktor biotis adalah makhluk hidup yang menimbulkan kerusakan
pada tanaman, seperti manusia, hewan/binatang, serangga, jasad mikro ataupun
submikro dan lain sebagainya.
Dalam
mengatasi hal tersebut berbagai macam cara sudah dilakukan, salah satunya
dengan penyemprotan pestisida kimia, namun dalam kenyataannya produksi terus
menurun. Selain produksi yang menurun dampak lain yang sering dirasakan adalah
membengkaknya biaya untuk perawatan, dan bahkan nilai pendapatan yang diperoleh
oleh petani cenderung tidak sesuai dengan biaya pengendalian yang dilakukan
atau merugi.
Kerugian
atau pembengkakan biaya pengendalian tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor,
seperti penentuan ambang ekonomi dan ambang tindakan yang sesuai.
Ketidaksesuaian komponen tersebut dalam pengendalian OPT dapat menyebabkan
pengendalian sia-sia apabila terlambat, dan menambah biaya produksi apabila
dilakukan pada kisaran kerusakan skala kecil. Oleh karena itu, perlu adanya
perhitungan prediksi dengan aras luka ekonomi agar tidak terjadi kesia-siaan
dalam penanganan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut bagaiman cara
menghitung batas ambang pendapatan sehingga dapat mengambil suatu tindakan pengendalian
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya
adalah untuk mengetahui cara menghitung batas
ambang pendapatan sehingga dapat mengambil suatu tindakan pengendalian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ambang Pendapatan Tanaman dan ALE
Ambang
Ekonomi adalah batas populasi hama atau kerusakan oleh hama yang digunakan
sebagai dasar untuk digunakannya pestisida. Jika sudah berada jauh ditas ambang
ekonomi, maka pengendalian akan sia-sia karena kerusakan sudak dalam sekala
besar. Sedangkan jika dibawah ambang maka penyemprotan akan menambah biaya
produksi (Endah, dkk., 2005).
Ambang
Ekonomi adalah kepadatan populasi hama yang memerlukan tindakan pengendalian
untuk mencegah peningkatan populasi hama berikutnya yang dapat mencapai Aras
Luka Ekonomi, ALE (Economic Injury Level). Sedangkan ALE didefinisikan sebagai
padatan populasi terendah yang mengakibatkan kerusakan ekonomi. Kerusakan
ekonomi terjadi bila nilai kerusakan akibat hama sama atau lebih besarnya dari
biaya pengendalian yang dilakukan, sehingga tidak terjadi kerugian. Oleh karena
itu perlu adanya suatu metode yang dapat menggambarkan tingkat serangan hama
pada suatu daerah tertentu. Hal tersebut berhubungan dengan model peramalan
hama yang akan digunkan untuk meramalkan kejadian yang sama pada waktu yang
akan datang (Endah, dkk., 2005).
2.2 Budidaya Kangkung
Tanaman
kangkung (Ipomea reptana) dapat hidup pada kondisi dua ekologi (habitat), yaitu
habitat alami kangkung air adalah di perairan yang tergenang. Kangkung biasanya tumbuh liar (secara alami)
di sawah, parit tepi sungai atau bahkan di parit.Tumbuhan ini kebanyakan tumbuh
di daerah tropis dan subtropis, beberapa tumbuh di daerah sedang. Kemudian
hidup di daratan dimana dari 0-2000 mdpl
dan hidup pada tanah-tanah subur sampai daerah tandus namun masih tersedia air
didalam tanahnya (Adityaperdana, 2009).
Tanaman
kangkung dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh
pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin dengan jumlah curah hujan
yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun.Pada
musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya
sangat cepat dan
subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,
kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat
tumbuh di padang rumput, kebun atau ladang yang agak rimbun (Adityaperdana,
2009).
Suhu
udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1 oC.Apabila kangkung ditanam di tempat yang
terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak
disukai. Media tanam untuk kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur
banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah
membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang
air.Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah
yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara
baik (Adityaperdana, 2009).
Tanaman
ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada
daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim
hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di
sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya
kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,
kebun atau ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang
terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung
(ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.
Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas
sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C.
Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya
menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen (Djuariah, 2007).
Menurut
Djuariah, (2007) kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika)
tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan kedalam:
Divisio :
Spermatophyta
Sub-divisio :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Family :
Convolvulaceae
Genus :
Ipomoea
Spesies :
Ipomea reptans Poir (kangkung darat).
Pemilihan
bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau darat). Karena kalau kangkung
darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya kurang baik, warna daun
menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk. Bibit kangkung sebaiknya berasal
dari kangkung muda, berukuran 20-30 cm. Pemilihan bibit harus memperhatikan
hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya
dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk
bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas
baik (Maria, 2009).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Tempat
dan Waktu
Tempat pelaksanaan
praktikum ini dilakukan di lahan pertanian
Pendem. Waktu pelaksanaan praktikum ini dilakukan
pada hari Kamis tanggal 26
April 2015.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, kalkulator dan kamera. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah lahan budidaya tanaman kangkung.
3.3 Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerjanya yaitu menentukan daerah yang menanam kangkung. Menemui pemilik lahan penanam kangkung. Menanyakan segala
alur dan proses produksi. Mengumpulkan data dan
menganalisa data secara kuantitatif. Menghitung
biaya produksi, biaya produk dan ALE.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada
pengamatan melalui surve lapang di lahan budidaya kangkung selama 4 bulan dengan luas lahan 600 m2.
Maka dibuat perhitungan sebagai berikut:
>
Biaya Produksi:
1. Bibit 3 kg =
Rp. 30.000,-
2. Pupuk kandang 8 kw =
Rp. 150.000,-
3. Urea 30 kg =
Rp. 60.000,-
4. Pupuk Organik =
Rp. 23.000,-
5. Obat-obatan:
- Curakron = Rp. 90.000,-
- Dekamon = Rp. 85.000,-
- Pipsin = Rp. 60.000,-
- Trikol = Rp. 30.000,-
6. Pengairan =
Rp. 15.000,-
7. Perawatan 5 orang
@ 15.000 x 3 hari = Rp. 375.000,- +
TOTAL = Rp. 918.000,-
Ø Biaya Produk:
= Hasil Panen/hari x Jumlah Panen x Harga Jual
= 70 kg x 6 x Rp. 3.000,-
= Rp.
1.260.000,-
Ø Ambang
Pendapatan per hektar:
= Biaya Produksi (Rp./ha)
Biaya Produk (Rp./ha)
= Rp. 15.303.000,-
/ha
Rp. 3.000.000,- /ha
= 5.101 kg
Ø ALE: Hama dan penyakit 80 kg/tanaman
ALE
= AP : Kehilangan per tanaman = 5.101 : 80 = 63,8
Jadi,
ada 64 hama yang harus dikendalikan.
Ø Analisa Ekonomi
Mencari Y = 70 kg x 6/600m2 x 1 Ha (10.000 m)
= 7000 kg
= 7 ton
Mencari U biaya sarana produksi (ton/ha) = 918.000/600m2
x 10.000
=
15.300.000
Keuntungan kotor dari
usaha kangkung
Biaya pengeluaran =
Rp. 918.000
G = Y (P) – U - V
= 7(3000.000) – 15.303.000
=
Rp.5.697.000
Keuntungan bersih = keuntungan kotor – jumlah biaya
= 5.697.000-918.000
=
Rp. 4.779.000
4.2 Pembahasan
Pada perhitungan biaya produksi budidaya kangkung di
lahan luas 600 m2 di gunakan biaya produksi sebesar Rp. 918.000,-
dan biaya produknya sendiri Rp. 1.260.000,-, sehingga ambang pendapatan tanaman
per hektar 5.1.1 kg dan perhitungan Aras Luka Ekonomi sebesar 63,8. Jadi hama
yang harus dikendalikan sebesar 64 ekor.
Berarti
tingkat kejadian penyakit sebesar itu (20%), sehingga perlu melakukan tindakan penyelamatan agar tidak
mengalami kerugian dan masih dalam keadaan layak untuk ditangani artinya
pengendalian belum sia-sia. Nilai biaya produk dapat
berubah dengan berubahnya harga komoditas dan biaya pengendalian.
Apabila
pengendalian dilakukan pada tingkat kerusakan yang parah atau jauh diatas
ambang tindakan maka pengendalian akan sia-sia, namun apabila dilakukan jauh
dibawah ambang batas, maka justru akan menambah biaya saja. Hal tertsebut
dikarenakan apabila dibawah ambang batas maka jumlah biaya
akan tidak sebanding dengan efek yang ditimbulkan. Menurut Endah, dkk., (2005) dampak ekonomi ketika tingkat serangan kurang dari 37%, maka
keuntungan berkurang 5%, tingkat serangan antara 37 sampai 40% keuntungan
berkurang 52% dan tingkat serangan diatas 40% mengakibatkan kerugian sebesar
45%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan
yang dapat diambil adalah:
1.
Pada
perhitungan biaya produksi budidaya kangkung di lahan luas 600 m2 di
gunakan biaya produksi sebesar Rp. 918.000,- dan biaya produknya sendiri Rp.
1.260.000,-,.
2.
Perhitungan
ambang pendapatan tanaman per hektar 5.1.1 kg dan perhitungan Aras Luka Ekonomi
sebesar 63,8. Jadi hama yang harus dikendalikan sebesar 64 ekor.
3.
Pengendalian
hama masih memperoleh keuntungan karena tingkat serangan masih 20%.
5.2 Saran
Pada
saat pemilihan komoditas dalam usaha hortikultura harus diperhitungkan terlebih
dahulu biaya variabel dan biaya tetap sehingga akan diketahui keuntungan dalam biaya produk dengan cara mengetahui ambang pendapatan tanaman budidaya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adityaperdana, Dimas. 2009. Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung. Dari
(http://www.dimasadityaperdana.blogspot.com). Diakses pada tanggal 30 Mei 2015.
Djuariah, D. 2007. Evaluasi Plasma Nutfah Kangkung Di Dataran
Medium Rancaekek. Jurnal Hortikultura 7(3):756-762.
Endah, Joisi, dan Nopisan. 2005. Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Maria, G.M. 2009. Respon Produksi Tanaman Kangkung Darat
(Ipomea reptans Poir) Terhadap Variasi Waktu Pemberian Pupuk Kotoran Ayam.
Jurnal Ilmu Tanah 7(1) : 18-22.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
PraktikumAmbang Pendapatan Tanaman
Luasan lahan
budidaya kangkung
|
Kangkung yang diserang hama
|
Pengamatan serangan hama
|
Tanaman yang sehat
|