- Back to Home »
- Resensi »
- Terungkapnya Sebuah Rahasia
Posted by : Faizin
Minggu, 19 Januari 2014
Identitas
Novel
Judul
Novel : Menjaring Matahari
Nama
Pengarang : Fahri Asiza
Penerbit : Gema Insani
Tahun
Terbit : Januari 2004
Edisi : Pertama
Jumlah
Halaman : 240 halaman
Harga : Rp. 35.000,-
Peresensi : Ahmad Nur Ahid Faizin
Novel yang ditulis oleh Fahri Asiza
ini bermula dari 7 mahasiswa dari Jakarta yang melakukan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di sebuah desa yang berada di puncak gunung, kedatangan mereka disambut
dengan baik oleh warga desa tersebut terutama pak Daud kepala desa setempat.
Namun ada hal yang sangat mengejutkan ketika meraka sedang melakukan survei
tentang buta huruf di desa tersebut, para penduduk setempat sedang melakukan
ritual menyembah matahari yang dipimpin oleh satu orang yang mereka sebut dengan
sebutan “Mamak Ajengan”.
Pratiwi salah seorang mahasiswa
secara terang-terangan menetang perbuatan tersebut. Dari situlah awal mula
musibah yang datang beruntun, mulai dari fitnah berzina dengan Abdullah salah
seorang warga desa sampai pembunuhan Karta sebagai saksi mata atas kejadian
sebenarnya dan kejadian yang terjadi 5 tahun yang lalu.
Fahri Asiza, lahir di Jakarta, 6
september 1968 dengan nama Mohammad Fahri. Tulisan pertamanya yang berjudul seragam
dimuat Suara Karya Minggu pada saat ia duduk di kelas 1 SMP. Tulisannya
yang berupa cerpen (sekitar 250 buah), cerbung, laporan perjalanan, puisi,
esai, kritik film, resensi buku, dimuat di Suara Pembaruan, Media Indonesia,
Warta Kota, Pelita, Jayakarta, Suara Karya, Terbit, Mutiara, Serasi, Wanita Indonesia,
dan di majalah Sarinah, Femina,
Gadis, HAI, Mode, Bobo, Anita Cemerlang, Idola, Mahkota, Romansa, dan Tablo.
Pernah juga melahirkan serial VAL yang dimuat majalah HAI.
Novel pertama yang pernah ditulisnya
pada saat kelas tiga SMA (1986) berjudul Trio Korvia : Komplotan
Penyelundup Heroin. Buku lainnya antara lain novel Wajah dalam Cermin dan
Sang Pemburu (1995), Ray : Biarkan Semua Berlalu (2003),
serial cerita silat Pendekar Bayangan Sukma, Rajawali Emas, dan Raja
Naga, serial Syakila 1 : Bom!!! dan Syakila 2 : Tragedi!!! (2003), Antalogi
20 Tahun Cinta (2003), Rangga : Luka Cinta Rangga (2003). Kini,
suami dari Ir. Yuary Farradia, MSc. Dan ayah dari Mohammad Rifal Aldifa Hidayah
ini tinggal di Pamulang. Juga aktif menulis skenario un tuk serial LUV di RCTI.
Novel ini menceritakan tentang
perjuangan Pratiwi dan
kawan-kawannya dalam menyelesaikan KKN mereka dan juga menyadarkan masyarakat
atas perbuatan yang mereka lakukan. Namun apa yang mereka lakukan sia-sia
banyak orang menentang atas apa yang diperbuat oleh pratiwi dan kawan-kawannya.
Alhasil tidak hanya KKN mereka yang terancam gagal tapi nyawa Pratiwi pun juga
ikut terancam, sejak apa yang telah dilakukan Pratiwi terhadap upacara pemujaan
menyembah dewa matahari. Banyak hal mulai terjadi diantaranya fitnah berzina
dengan Abdullah dan terbunuhnya Karta sebagai saksi kunci atas apa yang
sebenarnya terjadi.
Ketika Pratiwi dan kawan-kawannya
mulai putus asa, ternyata masih ada orang yang mau menolong mereka yaitu mak
Jibah salah seorang pengiktut Mamak Ajengan yang sadar oleh kata-kata Pratiwi,
dia bukan hanya sebagai saksi atas terbunuhnya Karta tetepi juga saksi dari
peristiwa yang terjadi 5 tahun lalu, yaitu pemerkosaan yang dilakukan oleh
juragan Karoman terhadap Marni sekaligus membunuh Marni dan menyuruh pak
Muchtar (Mamak Ajengan) untuk menyebarkan agama menyembah dewa matahari agar
kejadian tersebut dengan cepat bisa terlupakan dan juragan Karoman bisa
menguasai semua sawah penduduk dengan mudah. Dengan kemantapan hati mak Jibah
mengatakan membeberkan semua pada saat akad nikah Sobran dengan Rahmi akan
dilaksanakan, dan akhirnya pak Muchtar mengakui semua kesalahannya dan
membeberkan semua yang dilakukan oleh juragan Karoman dan terbongkarlah semua
rahasia yang ada di desa itu, serta Pratiwi dan kawan-kawannya bisa
menyelesaikan KKN mereka dengan waktu yang masih tersisa.
Kelebihan dari novel ini adalah alur
cerita yang membuat pembaca berdebar-debar dan menebak-nebak apa yang akan
terjadi selanjutnya, selain itu judul yang digunakan juga bagus, sehingga
menarik minat pembaca untuk membacanya serta kertas yang digunakan untuk
mencetak juga bagud tidak gampang rusak. Meskipun novel ini memiliki banyak
kelebihan bukan berarti novel ini tidak memiliki kekurangan, novel ini juga
memiliki kekurangan diantarnya cover yang digunakan kurang menarik karena
gambarnya sedikit buram dan ilustrasinya juga kurang menarik. Selain itu novel
ini juga terlalu menggunakan banyak kata sehingga terkesan terlalu boros dengan
kata.
Kesimpulan yang dapat diambil dari
novel ini adalah sebagai generasi islam yang kuat tidak boleh menyerah begitu
saja dengan kesesatan yang terjadi didepan kita, seperti yang dilakukan oleh
Pratiwi yang dengan kuat dan terang-terangan menentang kesesatan tersebut
dengan berani dan tanpa ragu sama sekali. Sehingga novel ini cocok untuk dibaca
oleh remaja, dewasa, dan orang tua. Karena didalam novel ini terkandung hal-hal
yang menarik untuk diambil sebagai pelajaran. Oleh karena itu kita patut
membacanya dan kita bisa mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga
bisa memiliki novel inspiratif ini dengan membeli di toko-toko buku terdekat.